search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Arja Klasik Panca Yowana Kanti Duta Denpasar Kisahkan Kerajaan Daha
Selasa, 18 Juni 2024, 21:08 WITA Follow
image

beritabali/ist/Arja Klasik Panca Yowana Kanti Duta Denpasar Kisahkan Kerajaan Daha.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Utsawa (Parade) Arja Klasik "Panca Yowana Kanti" dari Penyatusan Abian Kapas-Ketapian, Kelurahan Sumerta, sebagai Duta Kota Denpasar turut meramaikan gelaran Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVI Tahun 2024 di Kalangan Ayodya, Taman Budaya Art Center Denpasar Senin (17/6). 

Arja Klasik yang mengisahkan Kerajaan Daha dengan digawangi seniman muda ini sukses memukau penonton yang hadir. 

Pementasan ini disaksikan langsung oleh Kepala Dinas Kebudayaan Denpasar, Raka Purwantara bersama jajarannya, Camat Denpasar Timur, Ni Ketut Sri Karyawatu, Ketua TP. PKK Kelurahan, Kepala Lingkungan, serta aparatur kelurahan dan tokoh masyarakat setempat. Tidak ketinggalan, para penggemar kesenian Arja Klasik Bali turut hadir meramaikan pementasan.

Lurah Sumerta, I Wayan Eka Apriana, SST.Par, menjelaskan bahwa Arja Klasik yang dipentaskan ini mengangkat judul Pangrabdaning Guna Sakti dengan mengisahkan cerita dari Kerajaan Daha. Sang permaisuri memiliki dua orang putri, yaitu Diah Candra Dewi yang cantik dan merupakan anak tiri, serta Diah Trenggini, anak kandung permaisuri yang berperangai buruk. 

Eka Apriana menuturkan bahwa kisahnya semakin menarik ketika Diah Candra Dewi menikah dengan Rahaden Darma Wijaya yang dimenal dengan julukan Prabu Jenggala, sementara Diah Trenggini juga menginginkan Rahaden Darma Wijaya sebagai suaminya. Dalam perjalanan pulang ke Jenggala, Diah Candra Dewi merasa lelah dan beristirahat, hingga tertidur. Saat itulah Diah Trenggini menggunakan ilmu hitam yang diberikan oleh ibunya untuk mencelakai Diah Candra Dewi.

Pementasan ini dibawakan oleh Sekaha Arja Panca Yowana Kanti, dengan koordinasi dari I Gusti Ngurah Rai Soman. Konseptor dan pembina Arja adalah Ni Wayan Ranten, bersama dengan Ni Wayan Rimit, Ni Nyoman Nik Suasti, dan Sang Ketut Pesan Sandiyasa. Sementara itu, pembina tabuhan dipegang oleh Made Sudarsana dan Made Dwijarsana.

"Penampilan mereka berhasil memukau penonton, menghidupkan kembali pesona dan keindahan Arja Klasik Bali dalam Pesta Kesenian Bali tahun ini, "ungkap Eka Apriana. 

Editor: Robby

Reporter: Humas Denpasar



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami