search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
AS Meradang, Kabinet Arab Saudi Dukung Kesepakatan OPEC+
Kamis, 8 Juni 2023, 07:06 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/AS Meradang, Kabinet Arab Saudi Dukung Kesepakatan OPEC+

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Para menteri Arab Saudi minggu ini resmi mendukung perjanjian minyak yang dibentuk oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+.

Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman menekankan perlunya mempercayai OPEC+, yang dia gambarkan sebagai organisasi internasional paling efektif yang bekerja untuk memulihkan stabilitas pasar.

"Itu hanya kepekaan kami, jika Anda menyebutnya, bahwa lingkungan tidak cukup memungkinkan kepercayaan untuk berada di sana. Jadi mengambil tindakan pencegahan cenderung menempatkan Anda di sisi yang aman. Dan itu adalah bagian dari ritme khas yang telah kami pasang di OPEC, yaitu proaktif, pre-emptive," kata Pangeran Abdulaziz, dikutip Arab News, Rabu (7/6/2023).

Arab Saudi mengatakan akan memperpanjang pemotongan sukarela sebesar 500.000 barel per hari hingga akhir Desember 2024, berkoordinasi dengan beberapa negara yang berpartisipasi dalam perjanjian OPEC+.

Kementerian energi Saudi juga mengumumkan pengurangan produksi minyak sukarela tambahan sebesar 1 juta barel per hari untuk Juli, di mana pengurangan dapat diperpanjang lebih lanjut ke depannya.

Ini artinya produksi minyak Saudi menjadi 9 juta barel per hari, dan total pemotongan sukarela menjadi 1,5 juta barel per hari pada Juli.

Di sisi lain, Amerika Serikat (AS) menyalahkan OPEC+ dan Arab Saudi atas naiknya harga energi minyak dan bahan bakar minyak (BBM).

Dilansir CNN International, Departemen Energi AS pada Selasa meningkatkan perkiraan mereka untuk harga minyak dan bensin Amerika tahun depan, mengutip langkah baru Arab Saudi dan OPEC+ untuk menahan pasokan minyak.

Energy Information Administration (EIA) AS meredupkan estimasi produksi minyak global hingga 2024 karena keputusan Arab Saudi untuk memangkas produksi minyak dan kesepakatan OPEC+ untuk memperpanjang pengurangan produksinya.

Mengutip pemotongan pasokan itu, EIA mengatakan pihaknya menyebut ada beberapa tekanan ke atas pada harga minyak, terutama pada akhir 2023 dan awal 2024.

Dampak jangka pendek akan sederhana, menurut analisis, dengan perkiraan harga minyak AS dan Brent naik sekitar 2 persen untuk sisa tahun ini, dibandingkan dengan perkiraan Mei. Untuk bensin, EIA sekarang melihat harga eceran rata-rata US$ 3,41 per galon selama kuartal ketiga, naik 2,7 persen dari perkiraan Mei.

Namun dampak yang lebih besar akan terasa pada 2024. EIA menaikkan perkiraan harga minyak AS sebesar 11,4 persen untuk kuartal kedua tahun depan dan 14,5 persen untuk kuartal ketiga. Harga minyak sekarang diperkirakan rata-rata US$ 80 per barel pada kuartal keempat tahun depan, naik 19,4 persen dari perkiraan EIA sebelumnya.

Angka ini akan menaikkan harga untuk konsumen, relatif terhadap harga sebelum langkah terbaru OPEC.

EIA juga mengatakan harga bensin eceran sekarang diperkirakan rata-rata US$ 3,38 per galon pada kuartal ketiga tahun depan dan US$ 3,21 per galon untuk kuartal keempat, masing-masing naik 7,3 persen dan 10,2 persen.

Namun, harga gas diperkirakan akan tetap jauh lebih rendah daripada musim panas lalu, ketika rata-rata nasional untuk gas reguler melonjak di atas US$ 5 per galon untuk pertama kalinya.

Kunjungan AS

Sementara itu, Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Jeddah.

Keduanya membahas cara-cara untuk meningkatkan kerja sama dan hubungan bilateral di berbagai bidang, serta upaya menuju perkembangan terkini di kawasan dan internasional.

Blinken akan berpartisipasi dalam pertemuan menteri Dewan Kerja Sama Teluk AS (GCC) untuk membahas peningkatan kerja sama dengan mitra Teluk dan bagaimana mereka dapat meningkatkan keamanan, stabilitas, deeskalasi, integrasi regional, dan peluang ekonomi di Timur Tengah.(sumber: cnbcindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami