Babak Baru Perang Rusia Ukraina, Cina Kirim Senjata
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Perang Rusia dan Ukraina masih terus terjadi. Sejumlah fakta baru terungkap, Kamis (27/7/2023).
Mulai dari update ancaman kiamat makanan hingga peringatan korupsi Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Belum lagi update terbaru Wagner yang membuat NATO ketar-ketir di perbatasan hingga dilarangnya Rusia di Olimpiade Paris.
Selain itu, ada pula dokumen baru yang menyebut Cina ternyata telah mengirim bantuan militer ke Rusia. Berikut lengkapnya dirangkum CNBC Indonesia, Kamis (27/7/2023).
Babak Baru 'Kiamat' Makanan di Bumi
Ancaman 'kiamat' makanan kini menggancam bumi. Mundurnya Rusia dari Black Sea Grain Initiatives (Perjanjian Biji-Bijian Laut Hitam), membuat ekspor sejumlah komoditas utama dunia dari Ukraina tak aman dari perang yang masih berlangsung.
Namun sinyal baru diberikan pemerintah Presiden Vladimir Putin. Bahkan Moskow memberi isyarat akan menghidupkan kembali.
Hal ini dikatakan penasihat kebijakan luar negeri Rusia, Yury Ushakov. Ia mengatakan Rusia bisa menerima proposal meringankan sanksi yang dijanjikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Kesepakatan itu belum sepenuhnya selesai, tetapi hanya ditangguhkan," tegasnya dimuat media Rusia, Russia Today (RT).
"Karena bagian Rusia dari keputusan paket ini tidak dilaksanakan," tambahnya.
Kesepakatan biji-bijian ditandatangani pada Juli 2022, beberapa bulan setelah perang Rusia ke Ukraina pecah. Blokade Rusia di Laut Hitam yang membuat harga pangan dunia rekor menjadi alasan.
Perjanjian itu mencakup dua bagian utama yang ditandatangani pada 2022 sebagai satu paket. Pertama jaminan keamanan Rusia untuk kapal komersial yang berlayar ke dan dari pelabuhan Ukraina, asalkan diperiksa di Istanbul dan kedua, pencabutan sanksi ekonomi Barat yang menghambat ekspor makanan dan pupuk Rusia.
Namun bagi Moskow, perjanjian masih mengguntungkan Ukraina saja. Rusia masih dikenai sanksi.
Moskow juga mengkritik kesepakatan karena tidak memenuhi tujuan awalnya yakni kemanusiaan. Karena, klaim Rusia, sebagian besar produk Ukraina dikirim ke negara kaya daripada negara miskin yang paling terancam kerawanan pangan.
"Kami telah menerima janji selama setahun penuh," kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Vershinin.
Sebelumnya, Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan bahwa keluarnya Rusia dari kesepakatan yang memungkinkan ekspor Ukraina melalui Laut Hitam itu dapat mendorong harga biji-bijian global naik 10-15 persen.
"Kami masih menilai di mana kami akan mendarat, tetapi Anda akan berpikir bahwa kenaikan harga biji-bijian antara 10 hingga 15 persen adalah perkiraan yang masuk akal," kata Kepala ekonom IMF, Pierre-Olivier Gourinchas.
"Senjata" Baru Rusia
Di sisi lain, Rusia berencana mengeluarkan "senjata" baru melawan Barat. Moskow akan menaikkan bea impor ke negara-negara yang disebut "tidak ramah" dan melarang impor produk makanan laut jadi Rusia ke sana.
Moskow menemukan meski sanksi berlaku, banyak negara "musuh" menemukan cara tidak langsung untuk membawa barang mereka. Termasuk dengan skema impor abu-abu.
"Membatalkan impor dari Uni Eropa (UE), AS dan Norwegia akan membebaskan ceruk pasar khusus untuk diisi oleh produsen dalam negeri," kata pemerintah dalam laporan Reuters.
Langkah detil sedang digodok Perdana Menteri (PM) Mikhail Mishustin. Namun beberapa hal terungkap, seperti bea masuk pada beberapa impor anggur akan naik menjadi 20 persen dari 12,5 persen.
Rusia pun akan mengenakan bea masuk 50 persen pada produk kayu. Moskow juga akan menaikkan bea masuk untuk gliserin murni, yang digunakan dalam industri makanan, perawatan pribadi dan farmasi, menjadi 35 persen dari 5 persen.
Rusia Ditendang dari Olimpiade Paris
Rusia "ditendang" dari Olimpiade Paris. Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach secara resmi mengundang 203 negara, tetapi bukan Rusia dan Belarusia, untuk berpartisipasi dalam Olimpiade Paris yang dimulai dalam waktu satu tahun, Rabu.
Bach mengatakan bahwa Rusia dan Belarusia, tidak akan diundang sebagai satu tim. Namun IOC membiarkan pintu terbuka bagi atlet Rusia dan Belarusia untuk bersaing sebagai tim netral di Olimpiade Musim Panas 2024 itu.
"Sesuai dengan Piagam Olimpiade, merupakan kehormatan ... bagi saya untuk menandai tonggak penting ini hari ini dengan mengundang para atlet dunia untuk berkumpul di Paris, Prancis, untuk merayakan Olimpiade ke-33," kata Bach dimuat AFP.
Guatemala juga tidak diundang di Olimpiade Paris. Dugaan campur tangan pemerintah terhadap independensi Komite Olimpiade Nasional di sana membruta negeri itu terkena sanksi IOC.
Zelensky Warning Korupsi
Sementara itu, Ukraina kini heboh skandal korupsi. Hal itu membuat Presiden Zelenskiy angkat bicara.
Ia menegaskan tidak akan mentolerir korupsi atau pengkhianatan dalam urusan negara. Apalagi saat ini, negaranya sedang berjuang untuk menemukan cara untuk mempertahankan diri melawan Rusia.
Zelenskiy membuat seruan anti-korupsi dalam pidato video Selasa malam, sebagaimana dimuat The Guardian. Pasalanyadua kasus penting terungkap, di mana seorang pejabat rekrutmen militer dituduh melakukan penggelapan massal dan seorang anggota parlemen yang dituduh bekerja sama dengan Rusia.
"Izinkan saya memperingatkan semua anggota parlemen, pejabat dan semua orang yang bekerja sebagai pegawai negeri," katanya.
"Ketika Anda menghabiskan berhari-hari mencari senjata untuk negara, ketika perhatian semua orang tertuju pada apakah ada artileri, rudal, dan drone, Anda harus merasakan kekuatan moral itu," tegasnya.
Zelenskiy mengatakan dia tidak akan lagi mentolerir mereka ingin meraih "keuntungan pribadi". Bulan lalu, ia pun mengumumkan rencana untuk mengaudit kantor wajib militer untuk mencoba memberantas korupsi.
NATO Ketar-Ketir karena Wagner
Ketegangan pasca perang Rusia-Ukraina terus meluas. Hal ini terjadi setelah tentara bayaran pro Moskow, Wagner, yang sempat memberontak mulai pindah ke Belarusia.
Bahkan, mereka dilaporkan telah memulai latihan bersama dengan militer negeri sekutu dekat Presiden Vladimir Putin itu. Lokasinya pun di dekat perbatasan negara NATO.
Kementerian Pertahanan Belarusia juga mengumumkan latihan militer tersebut. "Selama seminggu akan berlangsung di lapangan tembak dekat kota perbatasan Brest," kata kementerian dimuat SkyNews, kemarin.
Dalam video yang dirilis baru-baru ini, pemimpin Wagner, Yevgeny Prigozhin juga memberi tahu pasukannya bahwa mereka akan menghabiskan waktu di Belarusia untuk melatih militernya. Ia bahkan bertujuan menjadikan tentara Belarus menjadi salah satu tentara terkuat di muka bumi.
Sementara itu, beberapa negara NATO dilaporkan mulai melakukan beberapa penguatann pertahanan. Pasalnya, dua anggota aliansi yang berseteru dengan Rusia itu berbatasan langsung dengan wilayah Minsk, Polandia dan Lithuania.
Warsawa telah menandatangani kontrak untuk membeli dua pesawat peringatan dini lintas udara dari Swedia, Saab 340 AEW-300, seharga sekitar 600 juta krona swedia (Rp868 miliar). Ini sebagai aplikasi dari komitmen negara itu untuk menghabiskan sekitar 4 persen dari produk domestik bruto untuk pertahanan tahun ini.
"Berkat ini, sayap timur NATO akan diperkuat dan wilayah udara Polandia akan menjadi lebih aman," kata Menteri Pertahanan Polandia, Mariusz Blaszczak, dikutip laman yang sama.
Cina Kirim Drone ke Rusia
Cina disebut telah mengirimkan Rusia peralatan militer yang cukup untuk melengkapi tentara Moskow di tengah perang dengan Ukraina. Hal ini dilaporkan Politico dan dimuat Business Insider Rabu.
Politico, dengan menggunakan bukti seperti catatan bea cukai, melaporkan bahwa pabrikan Cina Shanghai H Win mengirimkan peralatan dalam jumlah yang signifikan untuk membantu Rusia. Ini termasuk alat pelindung yang cukup untuk melengkapi banyak pasukan yang telah dimobilisasi Rusia untuk invasi, serta drone yang dapat mengarahkan tembakan artileri dan menjatuhkan granat ke pasukan Ukraina.
Produsen Cina juga telah mengirimkan pemandangan optik termal yang dapat menargetkan tentara di malam hari. Secara keseluruhan, Rusia telah mengimpor drone senilai lebih dari US$100 juta dari Cina sejak awal tahun ini, serta keramik senilai U$225 juta, yang dapat digunakan untuk pelindung tubuh, meningkat 69 persen dari tahun 2022.
Cina sendiri telah berulang kali membantah mengirim peralatan militer ke Rusia sejak meluncurkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022. Tetapi Ukraina mengatakan awal tahun ini bahwa pihaknya menemukan semakin banyak bagian Cina dalam senjata Rusia yang direbutnya, termasuk drone dan tank.
Dokumen intelijen AS yang diperoleh The Washington Post pada bulan April juga menunjukkan bahwa Cina menyetujui "penyediaan bantuan mematikan" ke Rusia awal tahun ini. Termasuk berencana mengirim peralatan militer yang disamarkan sebagai peralatan sipil.
Namun AS mengatakan belum melihat bukti bahwa Cina telah memberikan senjata atau bantuan mematikan kepada Rusia. Tapi Rusia memang telah berjuang dengan kekurangan peralatan dan diakui Putin.
"Yang sangat jelas adalah bahwa Cina, dengan semua klaimnya sebagai aktor netral, sebenarnya mendukung posisi Rusia dalam perang ini," kata Helena Legarda, seorang pakar pertahanan Cina dan kebijakan luar negeri di lembaga pemikir Jerman Mercator Institute for China Studies.(sumber: cnbcindonesia.com)
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/net