search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Bangkai Paus Terdampar, Ekor dan Rahangnya Diambil Warga
Rabu, 28 September 2022, 19:51 WITA Follow
image

beritabali/ist/Bangkai Paus Terdampar, Ekor dan Rahangnya Diambil Warga.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NTB.

Bangkai paus sperma atau paus kepala kotak terdampar di Pantai Tabiung, Desa Tatar, Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). 

Bantuan alat berat dari pihak PT Amman digunakan untuk proses evakuasi Paus sepanjang delapan meter dengan bobot puluhan ton itu. Saat ditemukan, kondisi paus sudah membusuk. Bagian ekor sudah hilang serta rahang paus telah diambil warga.

Bangkai paus bernama latin Physeter Macrocephalus pertama kali ditemukan oleh warga di pantai Tabiung, Senin (26/9). Warga pun langsung melaporkannya ke petugas Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) setempat yang kemudian menginformasikannya ke Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Wilayah NTB.

"Pertama kali ditemukan warga Senin (26/9) kemarin sekitar pukul 14.00 WITA," kata kepala Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) wilayah kerja NTB M Barmawi, dikutip Lombokpost.

Paus sperma dengan nama latin Physeter macrocephalus merupakan paus terbesar dalam kelompok paus bergigi, sekaligus hewan bergigi terbesar di dunia.

“Ini termasuk yang sangat dilindungi dan langka," kata Barmawi.

Barmawi bersama tiga orang dari BKSDA NTB langsung terjun ke lokasi untuk mengecek kondisi sekitar pantai. Saat tiba, kondisi paus ini sudah mulai membusuk. Beberapa bagian organ dari mamalia laut ini di antaranya gigi rahang bawah dan ekor sudah hilang. 

"Ketika ditemukan pertama kali, paus tersebut masih terombang ambing di tengah lautan," jelasnya.

Paus tiba di darat setelah air laut surut. Evakuasi bangkai paus ini menggunakan ekskavator. Kemudian paus dikubur. Karena tidak memungkinkan untuk dibakar atau ditenggelamkan. 

"Jadi, kalau dibakar butuh sarana pendukung seperti kayu bakar, kapal yang lebih besar, sementara air laut sendiri gelombangnya sangat besar," jelas Barmawi.

Kejadian paus mati dan terdampak di wilayah pesisir KSB bukan kali ini saja. Beberapa tahun lalu, paus pernah ditemukan di Pantai Balad, Kecamatan Taliwang. Dugaan sementara, penyebab paus tersebut terdampar karena gelombang laut ekstrem.

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/lom



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami