Banjir Besar di Kentucky AS, 25 Orang Tewas
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Banjir besar di Kentucky, Amerika Serikat, dilaporkan telah memakan korban jiwa hingga 25 orang. Gubernur Kentucky Andi Beshear usai mengumumkan jumlah yang tewas itu mengaku khawatir korban fatal akibat banjir tersebut berpeluang makin bertambah lagi. Para petugas penyelamat, kata dia, terus dikerahkan untuk membantu evakuasi warga yang terjebak banjir.
"Saya khawatir kami akan menemukan lagi mayat-mayat lain untuk berpekan-pekan ke depan," ujar Beshear saat memberikan keterangan pers seperti dikutip dari AFP, Sabtu (30/7).
Sebagai informasi, banjir besar yang melanda setidaknya 13 wilayah di Kentucky timur itu disebabkan hujan deras sejak awal pekan ini.
Banyak jalan dan jembatan di wilayah pegunungan yang dikenal sebagai kawasan industri batu bara itu telah rusak atau hancur. Selain itu layanan telepon seluler pun terganggu.
"Kami akan melalui ini bersama-sama," ujar Beshear.
Beshear mengatakan garda nasional yang terjun membantu operasi pencarian dan evakuasi itu bukan hanya datang dari Kentucky saja. Mereka ada pula bantuan yang datang dari Tennessee dan West Virginia.
Setidaknya sudah 650 penyelamatan via udara dilakukan sejak banjir melanda pada Rabu (27/7) malam waktu setempat lalu. Sementara itu, kepolisian negara bagian dan lainnya melaporkan sudah melakukan operasi menggunakan perahu sebanyak 750.
Salah satu banjir tertinggi adalah di Whitesburg yang mencatat ketinggian air maksimal naik hingga 20 kaki (sekitar 6 meter) dari rekor sebelumnya 14,7 kaki (sekitar 4,4 meter). Beshear mengatakan curah hujan yang tinggi--dan akan datang-- menimbulkan tantangan.
"Sementara itu, kami tidak berpikir nanti itu bakal menjadi sebuah hujan yang bersejarah, ini akan sulit," katanya.
Presiden AS Joe Biden telah mendeklarasikan situasi bencana atas banjir di Kentucky. dengan demikian, bantuan federal dapat diterjunkan untuk membantu negara bagian itu, dan guna pemulihan pascabencana.
Banjir besar di Kentucky timur itu merupakan serangkaian peristiwa cuaca ekstrem di daratan Amerika Serikat--yang menurut ilmuwan adalah salah satu tanda tak terbantahkan dari perubahan iklim.
Pada Desember 2021 silam, tornado di Kentucky barat telah menewaskan setidaknya 60 orang. Dan, kata Beshear, apa yang terjadi di bagian barat itu telah menjadi pelajaran bagi pihaknya untuk memitigasi bencana dan penanggulangan pascabencana.
"Kami belajar banyak pelajaran di Kentucky barat tentang tornado dahsyat itu sekitar tujuh bulan lalu, jadi kami memberikan dukungan sebanyak yang kami bisa dan kami bergerak cepat dari seluruh negara bagian untuk membantu," katanya.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/net