search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Bikin Iri, Ini Dia 'Harta Karun' RI Yang Jadi Rebutan Dunia
Rabu, 28 September 2022, 13:19 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/Bikin Iri, Ini Dia 'Harta Karun' RI Yang Jadi Rebutan Dunia

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Indonesia memiliki 'harta karun' yang disebut emas hitam, dan bikin iri dunia atas cadangan dan produksinya. 'Harta klarun; itu adalah batu bara.
Berdasarkan catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), cadangan batu bara Indonesia mencapai sebanyak 31,7 miliar ton. Tahun ini produksi batu bara Indonesia ditarget mencapai 663 juta ton.

Sejatinya, penggunaan batu bara ke depan akan terancam tatkala dunia akan memasuki masa transisi energi dari energi fosil menuju energi bersih atau energi baru dan terbarukan (EBT), demi mencapai net zero emission (NZE) pada tahun 2060.

Di Indonesia sendiri, penggunaan batu bara akan mulai terkikis, di mulai dari dihentikannya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) baru mengacu pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 112 tahun 2022 tentang Percepatan Pembangunan Energi Baru Terbarukan Untuk Penyediaan Tenaga Listrik.

Pengurangan penggunaan batu bara di Indonesia dinilai karena dunia iri dengan melimpahnya pasokan batu bara yang ada di Indonesia. Hal itu dikatakan lamgsung oleh Plh Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA), Djoko Widajatno dalam Wbinar Bedah Buku Tambang Transformatif.

Ia bilang, banyak negara memang yang berusaha mengurangi efek dari emisi gas rumah kaca hingga CO2, salah satunya adalah dengan mengurangi penggunaan batu bara. Namun dalam kacamata Djoko, negara-negara tersebut masih banyak yang mencari energi paling murah.

Adapun energi paling murah ini adalah batu bara. 

"Dunia iri kepada Indonesia, karena iri kita di desak untuk mengurangi pemakaian energi fosil, tapi bagaimana caranya kita bisa menggunakan energi bersih tanpa mengurangi energi fosil," ungkap dia, Senin (26/9/2022).

Ia mengatakan, bahwa ada peneliti dari Swiss yang melakukan penelitian di Indonesia atas penggunaan batu bara. Di mana, Emisi CO2 dari Indonesia yang dihasilkan dari Indonesia hanya 2 persen untuk efek Dunia.

"Apa artinya 2 persen, kenapa kita sibuk dengan mencari pinjaman untuk energi baru terbarukan dan sebagainya. Apakah kita tidak termasuk yang paranoid?" ungkap dia.

Djoko berpegang teguh atas istilah 'Batu Bara: Barang Tuhan Dibagi Rata'. Di mana harta karun ini bisa digunakan untuk mengentaskan kemiskinan, sehingga keberadaannya masih dibutuhkan.

Adapun untuk mengurangi CO2 dan emisi gas rumah kaca itu bisa menggunakan Carbon Capture Utilization Storage (CCUS) atau diatasi dengan gasifikasi melalui hilirisasi batu bara menjadi DME.

"Kalau begitu ini kita akan atasi dengan teman-teman yang sekarang sedang mencari bentuk energi bersih dan terbarukan lewat batu bara dengan mengembangkan penelitian-penelitian untuk menangkap gas rumah kaca dan CO2 nya itu," tandas Djoko.(sumber: cnbcindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami