Ekonomi Bali Triwulan III-2022 Tumbuh 4,19 Persen, G20 Diyakini Dongkrak Hingga 6 Persen
![image](https://beritabali.com/uploads/berita/Berita_220711041147_ekonomi-bali-triwulan-iii-2022-tumbuh-419-persen-g20-diyakini-dongkrak-hingga-6-persen.webp)
bbn/ilustrasi/Ekonomi Bali Triwulan III-2022 Tumbuh 4,19 Persen, G20 Diyakini Dongkrak Hingga 6 Persen.
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi Bali mencatat pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan III-2022 jika diakumulasikan dari triwulan I-2022 mencapai 4,19 persen.
Sedangkan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (y-on-y), ekonomi Bali triwulan III-2022 tercatat tumbuh sebesar 8,09 persen.
Pengamat Ekonomi, Prof. Raka Suardana menjelaskan event KTT G20 yang berlangsung pada bulan November 2022 ini memberikan dampak positif bagi perekonomian pulau dewata.
Pertumbuhan ekonomi Bali bahkan diperkirakan akan meningkat dari 4 persen menjadi 5 persen bahkan hingga 6 persen dengan adanya gelaran G20 ini.
"Pengaruh event G20 terhadap perekonomian di Bali jelas ada, saya memperkirakan sampai akhir tahun ini persentase ekonomi Bali di 5,2 - 6 persen. Saya yakin asalkan dengan asumsi tidak ada kejadian yang aneh-aneh. Semoga gelaran ini berjalan aman dan lancar," ujarnya, Senin (7/11/2022).
Prediksi tersebut bukan tanpa dasar, melainkan dari analisa terkait dengan adanya ratusan event terkait yang hampir 70 persen diantaranya berlangsung di Bali sejak akhir 2021 lalu.
Dengan banyaknya event tersebut menurut Suardana tentunya berdampak terhadap pesanan hotel-hotel yang mulai meningkat bahkan penuh. Sehingga akan memberikan multiplyer efek kepada yang lain, termasuk tenaga kerja yang sebelumnya dirumahkan bisa bekerja kembali.
"Dengan adanya pendapatan, tentu mereka akan berbelanja, selain itu distribusi sayur mayur juga didatangkan dari Bali sehingga ini akan menjadi siklus untuk perputaran ekonomi," terangnya.
Di sisi lain, Suardana juga berpendapat salah satu faktor yang memengaruhi ekonomi Bali yaitu kembalinya aktivitas warga setelah dibatasi saat Pandemi Covid-19. Menurutnya, kontribusi sektor tersier, salah satunya dari industri pariwisata yang sangat bergantung dari mobilitas orang karena sektor pariwisata adalah sektor jasa sehingga berpengaruh terhadap ekonomi Bali.
"Angka 4,19 persen saat ini masih dibawah yang lalu, tapi itu menandakan sudah mulai ke arah positif. Saat ini yang banyak menopang baru Wisnus (wisatawan nusantara-re) saja, karena kita belum kedatangan tamu dari Jepang atau China, baru dari India dan Aussie saja," tandas Suardana.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/krs