search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Fenomena Aphelion Penyebab Suhu Dingin di Bumi?
Kamis, 15 Juli 2021, 19:55 WITA Follow
image

bbn/ilustrasi/Fenomena Aphelion dimana posisi matahari berada sangat jauh dari bumi.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Banyak yang menduga penyebab suhu dingin di bumi disebut-sebut karena fenomena Aphelion, dimana dalam fenomena itu, posisi matahari berada sangat jauh dari bumi.

Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Herizal menyebut posisi matahari memang berada pada titik terjauh dari bumi dalam fenomena Aphelion. Namun hal ini tidak ada kaitannya suhu dingin yang belakangan terjadi di bumi.

"Pada waktu yang sama, secara umum wilayah Indonesia berada pada periode musim kemarau. Hal ini menyebabkan seolah Aphelion memiliki dampak yang ekstrem terhadap penurunan suhu di Indonesia," kata Herizal dikutip dari fimela.com.

Lebih lanjut Herizal, fenomena suhu dingin ini merupakan hal yang umumnya terjadi tiap tahun. Bahkan di beberapa tempat di dataran tinggi dan pengunungan berpotensi terjadi embun es yang dikira salju oleh sebagian orang.

Saat ini wilayah Pulau Jawa hingga NTT menuju periode puncak musim kemarau. Periode ini ditandai dengan pergerakan angin dari arah timur yang berasal dari Australia. Adanya tekanan udara yang cenderung tinggi di Australia menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia atau yang disebut sebagai Monsoon Dingin Australia.

Selain itu, berkurangnya awan dan hujan di Pulau Jawa dan Nusa Tenggara turut berpengaruh ke suhu yang dingin di malam hari. Tidak adanya uap air dan air menyebabkan energi radiasi yang dilepaskan oleh bumi pada malam hari tidak tersimpan di atmosfer. Langit yang cenderung bersih awannya akan menyebabkan panas radiasi balik gelombang panjang ini langsung dilepas ke atmosfer luar.

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami