search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Fenomena Gerhana Matahari Hibrid pada Kamis Ini, BMKG Ingatkan Dampak Alamnya
Selasa, 18 April 2023, 19:07 WITA Follow
image

bbn/ilustrasi/Fenomena Gerhana Matahari Hibrid pada Kamis Ini, BMKG Ingatkan Dampak Alamnya.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Gerhana Matahari akan terjadi pada 20 April 2023 termasuk jenis Gerhana Matahari Hibrid.

Prakirawan Balai Besar Meterologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah III - Badung, I Gusti Ayu Putu Putri Astiduari menjelaskan kondisi Gerhana Matahari Hibrid terjadi ketika posisi Matahari, Bulan, dan Bumi tepat segaris sehingga di suatu tempat tertentu terjadi peristiwa piringan Bulan yang teramati dari Bumi lebih kecil daripada piringan Matahari dan tempat tertentu lainnya.

Pada wilayah Bali akan teramati Gerhana Matahari Sebagian. Secara umum, gerhana di Bali akan dimulai pada pukul 10.28 WITA, puncak gerhana terjadi pada pukul 11.55 WITA, dan gerhana akan berakhir pada pukul 13.30 WITA. 

"Durasi gerhana yang teramati di Bali rata-rata adalah 3 jam 0 menit. Fenomena ini normal terjadi," jelasnya, Selasa (18/4/2023) di Badung.

Dirinya mengatakan, gerhana Matahari dapat memberi dampak alam dimana perlu mewaspadai potensi peningkatan kenaikan tinggi pasang surut air laut terutama untuk wilayah pesisir Bali bagian selatan.

Dirinya menambahkan Gerhana Matahari terjadi ketika posisi matahari, bulan dan bumi terletak pada satu garis lurus, sehingga cahaya Matahari akan terhalang oleh Bulan dan mengakibatkan cahaya tersebut tidak semuanya sampai ke Bumi. 

"Peristiwa ini merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan dan hanya terjadi pada saat fase bulan baru," katanya.

Dijelaskan, peristiwa ini digambarkan seperti piringan Bulan teramati dari Bumi sama dengan piringan Matahari. Akibatnya, saat puncak gerhana di suatu tempat tertentu, Matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya. Sedangkan di tempat tertentu lainnya, Matahari seakan-akan tertutupi Bulan. 

Gerhana Matahari Hibrid di Indonesia akan nampak berupa Gerhana Matahari Total dan Gerhana Matahari Sebagian, sementara Gerhana Matahari Cincin tidak dapat diamati. 

"Fenomena ini dapat teramati di wilayah Indonesia dengan waktu yang berbeda-beda di setiap lokasi," cetusnya.

Astiduari menghimbau, mengingat masih adanya potensi peningkatan kenaikan tinggi pasang surut air laut yang dapat mengakibatkan rob maka, masyarakat dihimbau agar tetap waspada dan berhati-hati apabila melakukan kegiatan di wilayah pesisir. 

"Dihimbau juga agar selalu memperhatikan Informasi BMKG khususnya peringatan dini cuaca atau iklim ekstrem. Masyarakat umum, Nelayan dan Pelaku Kegiatan Wisata Bahari perlu mewaspadai potensi tinggi gelombang laut yang dapat mencapai 2 meter atau lebih di sekitar perairan selatan Bali," pungkasnya.

Editor: Robby

Reporter: bbn/aga



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami