search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Financial Planner Ungkap 5 Alasan Orang Sulit Menabung
Rabu, 6 Juli 2022, 23:23 WITA Follow
image

bbn/Kompas.com/Financial Planner Ungkap 5 Alasan Orang Sulit Menabung

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Kita semua tahu betapa pentingnya menabung. Tapi nyatanya, bagi sebagian besar orang, tak mudah menyisihkan pendapatan untuk ditabung. Rasanya, pendapatan selalu saja kurang sehingga tak ada lagi uang sisa untuk ditabung.

Menanggapi fenomena susahnya menabung, finansial planner Annisa Steviani, dalam acara daring Media Session - #FlipWujudkanHematmu, mengungkap lima alasan mengapa orang sulit menabung. Apa saja?

1. Tidak punya self control yang baik

Adakah di antara kamu yang kerap kalap saat melihat diskon? Rasanya, sayang jika momen diskon itu dilewatkan. Padahal, barang yang didiskon pun sebenarnya tidak penting-penting amat, atau tidak terlalu dibutuhkan.

Mereka yang tidak punya self control yang baik, kerap tergoda dengan diskon dan tawaran menarik lainnya, tak heran jika pada akhirnya menjadi sulit menabung karena uangnya selalu habis untuk mengikuti keinginan.

2. Tidak takut berutang

Saat ini, semakin mudah bagi kita untuk berutang. Dan sayangnya, kita kerap berutang untuk keperluan konsumtif. Misal, membeli gadget, barang branded, dan lainnya. Tuntutan gaya hidup yang semakin tinggi menjadi salah satu pemicu orang saat ini tak takut berutang.

3. Tidak punya catatan keuangan

"Saya dulu suka bingung, kemana uang gaji saya dalam sebulan padahal saya tidak pernah membeli barang-barang yang mahal. Saya tidak bisa menelusuri kemana saja uang saya habis, karena tidak punya catatan keuangan," kata Annisa.

Setelah memiliki catatan pengeluaran, Annisa jadi tahu kemana saja uangnya 'lari' selama ini, di antaranya untuk membeli kopi, jajan roti di mal, dan hal-hal kecil lainnya yang kadang suka tidak kita perhitungkan. Akibatnya, uang gaji pun habis begitu saja.

4. investasi tanpa tujuan

Banyak orang salah kaprah menganggap bahwa investasi bisa membuat kita kaya. Menurut Annisa, yang bisa membuat kita kaya adalah bekerja. Investasi hanyalah salah satu cara untuk mengamankan hasil kerja kita, dan syukur-syukur bisa menggandakannya.

Banyak orang berinvestasi dengan mind set ingin menjadi kaya, sehingga cenderung ikut-ikutan apa yang sedang jadi tren. Padahal yang benar, kata Annisa, bekerja dulu, mengumpulkan uang, baru setelah itu berinvestasi.

5. Faktor budaya yang jadi batasan dan menolak pemahaman baru

Banyak orang menolak berinvestasi atau memiliki asuransi jiwa karena merasa tak perlu, atau karena orang tua mereka pun tidak melakukannya. Padahal, orang tua kita dulu tidak memiliki asuransi, tidak berinvestasi, mungkin karena informasinya yang memang terbatas.

Pemahaman-pemahaman seperti itulah yang pada akhirnya membuat orang semakin enggan menabung untuk hari depannya, karena berpikir lihat saja nanti.

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami