search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Ilmuwan Harvard: Kapal Induk Alien Berada di Tata Surya
Minggu, 26 Maret 2023, 17:33 WITA Follow
image

beritabali.com/sindonews.com/Ilmuwan Harvard: Kapal Induk Alien Berada di Tata Surya

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Seorang ilmuwan Harvard Avi Loeb dan kepala kantor UFO Pentagon Sean M. Kirkpatrick menyampaikan pandangan tentang keberadaan kapal induk alien di tata surya. Kapal induk alien ini dapat mengirimkan wahana atau kapal kecil untuk menjelajahi planet-planet di tata surya. 

Dalam draf makalah, keduanya mengatakan bahwa ada kemungkinan sebuah pesawat ruang angkasa alien di lingkungan galaksi kita. Mereka menjelajahi wilayah galaksi tersebut melalui pesawat ruang angkasa kecil untuk mengumpulkan dan mengirim kembali informasi yang diperoleh. 

Pandangan kedua tokoh itu disampaikan dalam draf makalah Kendala Fisik pada Fenomena Udara Tak Dikenal (UAP) pada 7 Maret 2023. Ini bukan dokumen resmi Pentagon, tetapi dilakukan dalam kemitraan dengan DoD (Departemen Pertahanan Amerika Serikat). 

Namun, teori yang disampaikan ini belum ditinjau oleh ilmuwan lain. Avi Loeb merupakan seorang astronom di Universitas Harvard yang dikenal dengan penelitian tentang Oumuamua, pengunjung antarbintang dari luar tata surya. 

Para astronom pertama kali mendeteksi Oumuamua sebagai objek berbentuk cerutu pada tahun 2017 dan awalnya mengira itu adalah komet. Namun, bentuknya yang memanjang, kurangnya koma (awan gas yang menyelubungi komet), dan fakta objek ini bergerak menjauh dari matahari menimbulkan keraguan jika objek ini adalah komet. 

Loeb malah menduga bahwa Oumuamua adalah pesawat luar angkasa alien. Enam bulan sebelum Oumuamua mendekati Bumi, sebuah meteor kecil antarbintang berukuran sekitar 1 meter menabrak Bumi. 

Meteor ini, yang diberi nama IM2, tidak terkait dengan Oumuamua, tapi membuat Loeb berpikir keduanya saling terkait. Kebetulan itu mengilhami dia untuk mempertimbangkan kemungkinan bahwa objek antarbintang buatan berpotensi menjadi pesawat induk yang melepaskan banyak wahana kecil selama perjalanannya yang dekat ke Bumi. 

“Sebuah konstruksi operasional yang tidak terlalu berbeda dari misi NASA,” kata Loeb kepada Live Science, Kamis (23/3/2023). 

Dalam draf makalah, Loeb dan Kirkpatrick melihat Unidentified Anomalous Phenomena (UAP, istilah yang disukai pemerintah untuk menggantikan istilah UFO) dibatasi oleh teori fisika yang diketahui. Para penulis menyebutkan probe wahana pesawat luar angkasa kecil, yang mereka sebut dengan istilah dandelion seeds, dapat mencapai Bumi untuk melakukan eksplorasi tanpa terdeteksi oleh para astronom. 

Kemungkinan besar wahana ini terlalu kecil untuk memantulkan cukup sinar matahari sehingga tak bisa untuk dideteksi oleh teleskop survei. 

“Dilengkapi dengan rasio permukaan-ke-massa parasut yang besar, teknologi dandelion seeds dapat melambat di atmosfer Bumi untuk menghindari pembakaran dan kemudian mencapai tujuan untuk mendarat,” tulis Loeb dan Kirkpatrick. 

Sosok Sean M. Kirkpatrick dikenal sebagai direktur All-domain Anomaly Resolution Office (AARO) Pentagon. Lembaga ini didirikan pada Juli 2022 oleh Departemen Pertahanan (DoD) untuk mendeteksi dan mempelajari "objek-objek menarik". 

Sejak pertama kali mengusulkan ide bahwa Oumuamua merupakan pesawat luar angkasa alien, Loeb telah menghadapi kritik dari komunitas ilmiah. Satu artikel Perspektif yang diterbitkan di Astronomi Alam pada tahun 2019 mengatakan gagasan Oumuamua dikirim ke Bumi dengan sengaja adalah "provokatif" dan "tidak berdasar". 

Studi lain, terbit pada 22 Maret 2023, menjelaskan gerakan aneh Oumuamua sebagai kemungkinan hasil pelepasan gas hidrogen, menyangkal teori objek itu adalah pesawat luar angkasa alien. Namun, Pentagon telah mengambil minat baru untuk mempelajari objek tak dikenal di wilayah udara AS pada tahun sebelumnya. 

Sejak AARO didirikan musim panas lalu, kantor tersebut telah membuka lebih dari 360 investigasi baru atas dugaan pertemuan UAP yang dilaporkan oleh personel militer AS. Sekitar setengah dari laporan ini telah dijelaskan sebagai "balon atau entitas seperti balon", sementara separuh lainnya datanya kurang lengkap untuk diselesaikan secara meyakinkan.(sumber: sindonews.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami