search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Imam Tewas Ditembak di Israel, 166 Warga Arab Meninggal Tahun Ini
Selasa, 5 September 2023, 00:05 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Imam Tewas Ditembak di Israel, 166 Warga Arab Meninggal Tahun Ini

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Seorang imam tewas usai ditembak di Kafr Qara, Israel, pada Sabtu (2/9), menambah panjang daftar kematian akibat kekerasan di komunitas Arab di negara itu menjadi 166 orang sepanjang tahun ini.

Sejumlah media Yahudi melaporkan bahwa imam bernama Sheikh Sami Abed al-Latif itu ditembak ketika baru saja keluar dari masjid pada Sabtu lalu.

Diberitakan The Times of Israel, imam berusia 60 tahun itu selama ini dikenal karena perannya dalam membantu penyelesaian berbagai konflik di Kafr Qara.

Kematian al-Latif terjadi hanya berselang beberapa hari setelah dua orang juga tewas ditembak di Kafr Qara pada Kamis pekan lalu.

Berdasarkan data yang dihimpun kelompok advokasi anti-kekerasan Israel, Abraham Initiative, total kematian di akibat kekerasan di kawasan Arab di Israel pada tahun ini mencapai 166 orang.

Angka ini melonjak lebih dari dua kali lipat ketimbang tahun lalu. Jumlah itu pun disebut-sebut sebagai yang tertinggi sepanjang sejarah.

Kebanyakan korban tewas akibat penembakan. Mayoritas pembunuhan ini merupakan bagian dari gelombang kekerasan yang sudah menerjang komunitas Arab di Israel dalam beberapa tahun belakangan.

Pihak berwenang mengklaim bahwa insiden-insiden maut ini merupakan akibat dari kejahatan terorganisasi dan penyebarluasan senjata di kawasan tersebut.

Sebagian otoritas Israel pun meminta anggota komunitas Arab untuk bekerja sama dengan aparat penegak hukum untuk membasmi kriminalitas di kawasan tersebut.

Meski demikian, sejumlah pemimpin komunitas justru menyalahkan kepolisian yang mereka anggap gagal menumpas organisasi-organisasi kriminal dan mengabaikan kekerasan di wilayah mereka.

Mereka juga menganggap diskriminasi dan penelantaran selama berpuluh tahun warga di kawasan itu juga menjadi salah satu pemicu segala kekerasan ini terjadi.(sumber: cnnindonesia.com)
 

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami