search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
India, Jerman, Cina Ramai-Ramai Tenggelamkan Harga Batu Bara
Minggu, 19 Maret 2023, 08:15 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/India, Jerman, Cina Ramai-Ramai Tenggelamkan Harga Batu Bara

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Harga batu bara makin tenggelam. Pada Pada perdagangan Rabu (15/3/2023), harga batu bara kontrak April di pasar ICE Newcastle ditutup di posisi US$ 179,65 per ton. Harganya melandai 0,19 persen.

Harga tersebut adalah yang terendah sejak 20 Februari 2023.

Pelemahan kemarin memperpanjang tren negatif harga batu bara yang juga melemah pada Senin pekan ini. Dalam empat hari perdagangan terakhir, harga pasir hitam sudah ambruk 6,9 persen.

Harga batu bara jatuh setelah India dan Jerman mengirim kabar buruk.

Menteri Kelistrikan India RK Singh mengatakan Negara Gangga akan menurunkan kontribusi pembangkit listrik ke energi dari 72,3 persen saat ini menjadi 58,9 persen pada 2026-2027 hingga terus turun menjadi 49,9 persen pada 2031-2032.

Merujuk studi Central Electricity Authority (CEA), kapasitas pembangkit liginite terpasang turun dari 51,27 persen menjadi 28,7 persen hingga Maret 2023.

India merupakan konsumen terbesar kedua batu bara di dunia setelah Cina. Kebutuhan batu bara menembus 1 miliar ton lebih.

Selain India, Jerman juga akan mengurangi produksi listrik batu bara.

Sebagai bagian dari rencana tersebut, pemerintah Jerman akan menutup tambang batu bara LEAG pada akhir 2030. Rencana penutupan tersebut maju delapan tahun dari rencana awal yakni 2038.

Jerman sudah berbicara dengan LEAG soal penutupan tersebut. LEAG merupakan pemilik tambang terbesar kedua di Jerman.

Pemerintah Jerman sebelumnya juga sudah mencapai kesepakatan dengan produsen listrik RWE AG untuk tidak lagi menggunakan batu bara pada 2030.

Jerman berambisi untuk mengurangi emisi hingga dua pertiga dari saat ini dan menghasilkan 80 persen energi mereka dari energi baru dan terbarukan. Kontribusi pembangkit listrik batu bara saat ini berada di kisaran 30 persen dari total listrik yang diproduksi negara tersebut.

Sebelumnya, Cina juga sudah memberikan kabar buruk. Tiongkok mengumumkan kenaikan produksi pada Januari-Februari 2023.

Tiongkok juga diperkirakan tidak akan membeli harga batu bara kokas dari Australia secara besar-besaran karena masih lesunya industri dan mahalnya harga batu bara kokas.

Produksi batu bara Cina menembus 734,23 juta ton pada Januari-Februari 2023. Jumlah tersebut meningkat 5,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Kenaikan produksi ini membuat Tiongkok optimis bisa menghadapi kebutuhan batu bara thermal dan bisa menekan impor.

Dengan melemahnya impor maka harga batu bara bisa terus tertekan mengingat Cina adalah konsumen terbesar batu bara di dunia.(sumber: cnbcindonesia.com)

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami