Israel Serang Gereja di Gaza, Keluarga Pejabat Inggris Jadi Korban
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Pasukan Israel menyerang Gereja Katolik Paroki Keluarga Kudus di Jalur Gaza Palestina pada akhir pekan lalu hingga menewaskan dua perempuan dan seorang anak yang sedang beribadah.
Anggota parlemen Inggris Layla Moran mengaku beberapa anggota keluarganya dan ratusan warga Gaza lain terperangkap dalam gereja saat Israel membombardir tempat suci itu.
Moran, seorang anggota parlemen di Oxford West dan Abingdon, mengatakan sekitar 300 orang, termasuk anak-anak berada di dalam gereja tersebut saat gempuran Israel berlangsung. Ratusan orang itu mencari tempat perlindungan di tengah agresi brutal Israel di Gaza menjelang perayaan Natal.
Moran menceritakan situasi makin mencekam dan putus asa ketika penembak jitu Israel mulai menembakkan peluru-pelurunya terhadap gereja hingga membunuh dua perempuan dan seorang anak-anak.
"Situasinya telah memburuk secara besar-besaran dalam seminggu terakhir. Ada penembak jitu yang menembaki orang. Apa yang terjadi sungguh mengerikan," kata Moran kepada CNN.
"Mereka adalah umat Kristen yang mencari perlindungan seminggu sebelum Natal, dan telah berada di sana selama lebih dari 60 hari... yang telah diberitahu oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) bahwa mereka perlu mengungsi (dan) tidak jelas mengapa atau di mana - tidak ada gereja lagi di luar Kota Gaza," paparnya menambahkan.
Moran bercerita beberapa anggota keluarga besarnya telah mengungsi di gereja sejak minggu pertama setelah agresi Israel ke Jalur Gaza berlangsung pada 7 Oktober lalu.
"Keluarga saya kehabisan kaleng jagung terakhir ketika situasi memburuk dan memutuskan mengungsi," ucap Moran.
Moran bercerita salah satu anggota keluarganya meninggal dunia di Gaza karena dehidrasi.
"Dia berusia 81 tahun dan dalam kondisi sehat sebelum semua ini terjadi dan dia meninggal karena tidak bisa pergi ke rumah sakit. Saya tidak yakin (anggota keluarga saya yang tersisa di Gaza) akan selamat," kata Moran putus asa.
"Saya hanya akan mengatakan ini kepada pemerintah Israel, ini adalah minggu sebelum Natal, apakah ini saatnya Anda ingin bertengkar dengan Paus? Apakah ini saatnya Anda ingin mengusir paksa warga Palestina dari tempat yang mereka pilih untuk mencari perlindungan?" ujarnya menambahkan.
Gereja juga melaporkan tank-tank IDF menargetkan biara Suster-suster Bunda Teresa yang masih bagian dari kompleks gereja. Biara itu menampung 54 penyandang disabilitas saat gempuran Israel berlangsung.
Generator, panel surya, hingga tangki air biara tersebut hancur akibat serangan Israel.
Gereja melaporkan dua perempuan yang tewas ditembak mati pasukan Israel ketika sedang berjalan menuju biara itu.
"Satu orang terbunuh ketika dia mencoba membawa korban satunya ke tempat aman," bunyi pernyataan Gereja Katolik Paroki Keluarga Kudus seperti dikutip CNN.
Serangan Israel ke gereja ini pun menuai kecaman internasional mulai dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), negara-negara Barat termasuk Inggris dan Amerika Serikat, hingga Paus Fransiskus di Vatikan.
Namun, Israel menyangkal telah menargetkan gereja itu dalam agresinya di gaza.
"Perwakilan gereja menghubungi IDF terkait ledakan yang terdengar di dekat gereja. Selama dialog antara IDF dan perwakilan masyarakat, tidak ada laporan mengenai serangan terhadap gereja, atau warga sipil yang terluka atau terbunuh. Tinjauan terhadap temuan operasional IDF mendukung hal ini," bunyi pernyataan IDF.
"IDF hanya menargetkan teroris dan infrastruktur teror dan tidak menargetkan warga sipil, tidak peduli agama mereka... (dan) mengambil tindakan besar untuk menghindari kerugian terhadap warga sipil yang tidak terlibat," tambah pernyataan itu.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net