search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kasus Hoaks Penculikan di Tabanan, Begini Akhirnya
Selasa, 21 Juni 2022, 09:55 WITA Follow
image

beritabali/ist/Kasus Hoaks Penculikan di Tabanan, Begini Akhirnya.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

Kasus dugaan penculikan di Desa Nyitdah, Kediri yang sempat menghebohkan media sosial akhirnya damai. Polres Tabanan menempuh jalur restorative justice atau Keadilan restoratif. 

Kapolres Tabanan AKBP Ranefli Dian Candra menyebutkan, tidak ada niat atau upaya DAT, 19 dan mertuanya membuat laporan palsu. 

“Soal penyiksaan, dari mertua tidak ada upaya. Hanya bentuk pelajaran pada DAT karena sering keluar malam,” ujarnya di Mapolres Tabanan, Senin (20/6). 

Keadilan restoratif adalah sebuah pendekatan yang ingin mengurangi kejahatan dengan menggelar pertemuan antara korban dan terdakwa, dan kadang-kadang juga melibatkan para perwakilan masyarakat secara umum

DAT juga memiliki persoalan keluarga yang pelik dan memiliki latar belakang pendidikan yang minim. Sehingga Polres Tabanan melakukan pendampingan bersama Dinas Sosial Tabanan. Selama pemeriksaan, DAT juga memohon agar mertuanya tidak ditahan. 

“DAT menyatakan sangat menyesal dengan kasus ini. Sejak awal tidak menduga akan menjadi viral,” ujar AKBP Ranefli.

Kasus penculikan ini berawal pada Sabtu, (30/4) sekitar Pukul 18.00 WITA ketika korban DAT sedang mencari pepaya di Banjar Mengening untuk dijadikan sayur. 

DAT menyebutkan, tiga orang membekapnya lalu dibawa ke tengah mobil dan diikat. Mulut korban diikat dengan kain putih, tangan diikat tali plastik, kaki diikat dengan tali sapi. 

Korban kemudian dibawa ke daerah sekitar Taman Ayun, Mengwi. Korban dipaksa melakukan hubungan badan oleh para tersangka. Namun, korban menolak, korban sempat dipukul menggunakan botol bir dan dicekik. 

Korban tetap menolak dan memberikan perlawanan, karena merasa lelah memaksa, korban kemudian pada Minggu, (1/5) sekitar Pukul 03.00 WITA diturunkan dalam keadaan kaki dan tangan terikat serta mulut ditutup kain putih di Beji Puseh, Desa Nyitdah. 

Selama satu hari tidak ada yang menemukan korban, kemudian pada besoknya (2/5) sekitar Pukul 13.00 WITA warga, atas nama I Ketut Kantor dan I Wayan Lampyong dari Banjar Sengguan, Desa Nyitdah menemukan korban. Selanjutnya menghubungi keluarga korban dan melapor ke Polsek Kediri.

Reporter: bbn/tab



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami