Ketum PSSI Buleleng Ingatkan Faktor Non Teknis di Ajang Porprov Bali
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BULELENG.
Ketua Umum PSSI Buleleng, Gede Suyasa, memberikan semangat kepada para atlet cabang olahraga sepakbola dan futsal, yang akan bertanding pada ajang Porprov Bali 2022 mendatang.
Dalam kesempatan itu, ia mengingatkan agar atlet, tim pelatih, serta ofisial tim memperhatikan faktor non teknis dalam pertandingan.
Ketua PSSI Buleleng Suyasa berkesempatan melihat langsung proses latihan atlet cabang olahraga sepakbola dan futsal. Awalnya, Rabu 9 November 2022, Suyasa mendatangi Stadion Mayor Metra untuk memberi dukungan pada atlet cabor sepakbola. Selanjutnya ia mendatangi GOR Bhuana Patra guna memotivasi atlet futsal.
Ketua PSSI Gede Suyasa menegaskan, pihaknya mengikuti semangat KONI Buleleng. Yakni small is gold, atau mengirimkan tim kecil, namun berpotensi mendapatkan medali emas.
Menurutnya cabang olahraga futsal kini diberi target membawa pulang medali emas. Pertimbangannya, cabor futsal pernah meraih medali perak pada Porprov Bali di Tabanan pada tahun 2019 silam.
Sementara cabor sepakbola, ditargetkan masuk babak final. Suyasa mengklaim cabor sepakbola harus diberikan target yang lebih realistis. Sebab selama ajang Porprov Bali digelar, cabor sepakbola belum pernah mempersembahkan medali pada Kontingen Buleleng. Sekalipun medali perunggu.
“Kita sudah pernah masuk semi final. Tapi belum pernah sampai di rangking III, atau membawa emdali perunggu. Kami melihat tahun ini kesempatan bagi atlet kita bisa meraih medali pada cabor sepakbola, dan masuk final. Kalau cabor futsal, harapannya bisa bawa pulang emas,” ujarnya.
Suyasa yang juga Sekda Kabupaten Buleleng, meminta agar atlet, ofisial, dan pelatih, memperhatikan aspek non teknis. Ia mengungkapkan, cabang olahraga terbagi dalam empat rumpun besar. Yakni cabang olahraga akurasi, cabang olahraga bela diri, cabang olahraga terukur, serta cabang olahraga permainan.
Menurutnya cabor permainan seperti futsal dan sepakbola, sangat rentan dengan aspek non teknis. Aspek yang ia maksud adalah emosional pemain, kerjasama tim, serta rasa ego pemain saat bertanding. Menurutnya hal-hal itu harus dikendalikan. Contoh kecil, apabila pemain tak bisa mengendalikan emosi saat bertanding, praktis pola permainan dan kerjasama tim akan buyar.
“Semangat juga harus diperhatikan. Siapa pun lawannya, harus tetap semangat. Jangan sampai kepercayaan diri turun. Kalau aspek non teknis ini tidak didukung, maka akan sulit meraih medali,” demikian Suyasa.
Editor: Robby
Reporter: bbn/bul