Komplotan Penipu Pinjaman Online Tawarkan Pinjaman Tanpa Bunga dan Agunan
Kamis, 16 Mei 2019,
22:00 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com, Denpasar. Kapolsek Denpasar Selatan Kompol Nyoman Wirajaya mengatakan, dalam menjalankan aksinya, 7 komplotan penipuan kredit online ini menjanjikan memberikan pinjaman dengan serendah-rendahnya tanpa bunga dan anggunan. Agar dipercaya, komplotan ini menggunakan nama Koperasi Sejahtera Bersama yang belakangan fiktif.
[pilihan-redaksi]
“Ini sangat luar biasa. Mereka ini dari Makassar semuanya berjumlah tujuh orang. Mereka sudah beroperasi di Bali sekitar 3 bulan dengan mengontrak 3 rumah kos di Sesetan,” terang mantan Kapolsek Kuta ini, Kamis (16/5).
“Ini sangat luar biasa. Mereka ini dari Makassar semuanya berjumlah tujuh orang. Mereka sudah beroperasi di Bali sekitar 3 bulan dengan mengontrak 3 rumah kos di Sesetan,” terang mantan Kapolsek Kuta ini, Kamis (16/5).
Diungkapkannya, modus operandi para pelaku menggunakan teknologi, laptop dan modem. Selain itu, mereka mengumpulin semua data dan nomor-nomor telpon yang jumlahnya ribuan dengan menggunakan aplikasi yang disebut SMS Charter.
Setelah mengoleksi semua data data nomor di laptop, kemudian ditransfer melalui SMS yang satu SMS bisa menyebar ke ribuan nomor dalam waktu 24 jam. Supaya korbannya percaya, di SMS tersebut mereka mencatut nama Koperasi Sejahtera Bersama.
“Setelah nomor terkumpul mereka pindahkan ke laptop dengan aplikasi yang menggunakan system online tadi. Selanjutnya, dengan menggunakan modem di share ke ribuan SMS dalam waktu yang bersamaan. Secara acak,” sebutnya.
Jadi, kata Kompol Wirajaya, aksi penipuan ini bersifat memancing. Dari ribuan SMS itu pasti ada masyarakat yang memberikan respon positif. Artinya para korban menelpon balik dan menjawab WA, setelah terpancing iming-iming pinjaman yang cukup besar tanpa bunga dan agunan.
“Sehingga mulailah korbannya diminta menyetor dana awalnya sebagai syarat untuk mendapatkan pinjaman. Ada yang menyetor Rp 300.000 hingga Rp 700.000. Setelah uang ditransfer, nomor itu diblokir sehingga tidak bisa berkomunikasi lagi,” ujar mantan Kapolsek Ubud Gianyar ini.
Ditambahkannya, komplotan ini mematok pinjaman dari angka Rp 500.000 hingga 5 jutaan, tergantung dari nilai besar pinjaman. “Untuk total kerugiannya saya belum bisa kumpulkan korban-korbannya karena sudah beredar di seluruh kota besar di Indonesia. Tapi paling banyak di Jawa, Kupang, dan Irian. Di Bali mungkin ada 4 korbannya,” sebutnya.
[pilihan-redaksi2]
Selain itu, pihaknya juga sudah menghubungi para korbannya baik yang tinggal di Jawa dan di Bali untuk memberikan kesaksian dipersidangan nantinya. “Di Jawa ada 15 saksi, di Bali ada 4 saksi dan para saksi sudah siap memberikan kesaksian,” katanya.
Selain itu, pihaknya juga sudah menghubungi para korbannya baik yang tinggal di Jawa dan di Bali untuk memberikan kesaksian dipersidangan nantinya. “Di Jawa ada 15 saksi, di Bali ada 4 saksi dan para saksi sudah siap memberikan kesaksian,” katanya.
Sementara itu, barang bukti uang hasil kejahatan yang disita dari tersangka mencapai Rp 16 juta. Uang tersebut merupakan hasil operasi selama dua minggu yang dikumpulkan ke rekening BRI.
“Mereka ini sudah beroperasi baru dua bulan, dan uang hasil kejahatan sudah digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Sisanya masih ada Rp 16 juta dan sudah kami amankan,” tandasnya. (bbn/Spy/rob)
Berita Denpasar Terbaru
Reporter: bbn/bgl