search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kronologi Dugaan Kekerasan Santri di Ponpes Gontor
Rabu, 7 September 2022, 20:42 WITA Follow
image

bbn/Kompas.com/Kronologi Dugaan Kekerasan Santri di Ponpes Gontor

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Salah satu santri di Pondok Pesantren Darussalam Gontor I, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur dikabarkan meninggal dunia usai diduga mengalami kekerasan.

Awalnya, kasus ini terungkap usai seorang ibu yang merupakan orang tua santri mengadu kepada pengacara kondang Hotman Paris dalam kunjungannya ke Palembang, Sumatera Selatan.

Berikut ini kronologi kasus kematian santri di Pondok Gontor selengkapnya.

Seorang santri berinisial AM yang tengah menempuh pendidikan Kelas 5i atau setara Sekolah Menengah Atas di Pondok Modern Darussalam Gontor 1, Ponorogo, Jawa Timur ini dikabarkan meninggal oleh pihak sekolah pada Senin (22/8/2022). Kabar itu pun sontak mengagetkannya dan mengharapkan jenazah putranya sampai ke Palembang.

AM diantarkan pulang ke kampung halamannya dalam keadaan meninggal dunia. Sang pengantar diketahui bernama Ustaz Agus yang tidak dikenal oleh Soimah. Ustaz Agus mengatakan bahwa AM meninggal karena kelelahan saat mengikuti kegiatan Perkemahan pada Kamis hingga Jumat. AM diketahui sebagai Ketua Perkemahan Kamis Jumat.

Beberapa waktu kemudian, Soimah mendapatkan kabar dari Wali Santri lain bahwa korban bukan meninggal karena kelelahan. Keluarga pun meminta peti jenazah anaknya dibuka. Soimah pun langsung menduga anaknya meninggal karena kekerasan.

Soimah menyayangkan sikap Pondok Gontor yang laporannya berbeda dengan kenyataan yang diterima. Soimah pun menghubungi pihak forensik dan rumah sakit siap melakukan autopsi.

Setelah didesak untuk mengaku, Pihak Gontor 1 pun mengakui AM merupakan korban kekerasan. Soimah mengaku menyesal telah menitipkan AM ke Pondok Pesantren yang terkenal nomor satu itu.

Soimah memutuskan tidak jadi melakukan autopsi. Soimah saat itu belum melanjutkan ke ranah hukum dan membuat surat terbuka yang intinya ingin bertemu Kiai Gontor 1. Ia ingin pelaku dan keluarganya menceritakan kronologi yang menyebabkan AM meninggal. Namun, pihak Gontor 1 saat itu belum menanggapi.

Soimah membagikan kisahnya kepada Hotman Paris yang sedang berkunjung ke Palembang. Polres Ponorogo pun menyelidiki dugaan kematian AM karena dianiaya. Saat ditemui Polres Ponorogo, pihak Gontor mengaku akan kooperatif dan transparan.

Kapolres Ponorogo AKBP Catur Wahyu Wibowo mengatakan korban penganiayaan ada tiga orang. Satu orang yang meninggal dunia adalah AM dan dua orang lainnya di rumah sakit. Pelaku diduga sesama santri.

Sudah ditemukan 9 saksi dalam kasus tersebut yakni dua santri, tiga pengurus pondok, dan empat dokter. Saksi kemungkinan masih terus bertambah seiring berjalannya penyelidikan.

Juru Bicara Pondok Modern Darussalam Gontor, Noor Syahid pun meminta maaf dan turut berduka. Pihaknya juga meminta maaf karena dalam proses pengantaran jenazah dilakukan dengan tidak jelas dan tidak terbuka.

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami