search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kronologi Pasien di RSU Negara Meninggal Mirip Gejala Rabies, Namun Tanpa Riwayat Gigitan
Rabu, 31 Mei 2023, 18:10 WITA Follow
image

beritabali/ist/Kronologi Pasien di RSU Negara Meninggal Mirip Gejala Rabies, Namun Tanpa Riwayat Gigitan.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Seorang pasien dengan inisial GPS (53) asal Desa Pekutatan, dikabarkan meninggal dunia di Rumah Sakit Umum (RSU) Negara pada Selasa (30/5) sore. 

Pasien tersebut mengalami gejala yang mirip dengan rabies, meskipun tidak ada riwayat gigitan hewan penular rabies. Oleh karena itu, belum dapat dipastikan apakah penyebab keluhan sakit perut dan tensi tinggi yang dialami pasien tersebut adalah rabies.

Kepala Bidang Pelayanan Medik dan Kendali Mutu RSU Negara, Gusti Ngurah Putu Adnyana, menjelaskan bahwa pasien GPS dirujuk dari Puskesmas Pekutatan ke RSU Negara pada Selasa pagi. 

"Saat datang dari puskesmas, pasien mengeluh sakit perut dan tensi tinggi," jelasnya saat dikonfirmasi pada Rabu (31/5/2023)

Saat pertama kali ditangani di RSU Negara, pemeriksaan yang dilakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) IGD RSU Negara tidak menunjukkan tanda-tanda rabies. 

Bahkan, dilakukan pemeriksaan perut karena keluhan pasien mengenai sakit perut. "Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan detak jantung yang terlalu tinggi dan lebih kencang. Selain itu, dari hasil foto perut tidak terlihat adanya kelainan," ungkapnya.

Awalnya, pasien didiagnosis menderita dispepsia dan hipertensi urgensi atau tekanan darah tinggi yang mendesak. Pasien kemudian tetap diobservasi di IGD RSU Negara

Sekitar pukul 10.00 WITA, dokter melakukan pemeriksaan lagi dan ditemukan gejala hydrophobia. Saat itu, keluarga mencoba memberikan air kepada pasien, namun pasien tidak dapat menelannya dan mulai gelisah.

Informasi mengenai hydrophobia yang dialami pasien kemudian disampaikan kepada dokter spesialis saraf. Hasilnya, diduga bahwa pasien mengalami meningoenchepalitis suspek bakterial atau viral, yaitu infeksi pada otak yang diduga disebabkan oleh bakteri atau virus. 

"Salah satu gejala yang ditemukan adalah adanya kecurigaan terhadap infeksi otak akibat virus rabies," jelasnya.

Kemudian dilakukan analisis pada pasien dengan menanyakan apakah ada riwayat gigitan hewan penular rabies. Namun, petugas medis tidak mendapatkan jawaban yang menunjukkan bahwa pasien pernah digigit oleh hewan penular rabies. 

"Keluarga pasien juga menanyakan mengenai kemungkinan adanya gigitan hewan penular rabies," tegasnya.

Selanjutnya, pasien mengalami penurunan kesadaran dan akhirnya pada pukul 12.56 WITA, pasien dinyatakan meninggal.

Editor: Robby

Reporter: bbn/jbr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami