Kronologi Pengeroyokan Hingga Tewaskan Tu Pekak Saat Pengerupukan
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Tragedi berdarah menodai Malam Pengerupukan rangkaian Hari Raya Suci Nyepi yang berlangsung di Jalan Veteran, Banjar Tainsiat, Desa Dangin Puri Kaja, Denpasar Utara, Selasa (21/3).
Seorang pria bernama I Putu Eka Astina, 40, dikeroyok dan ditusuk memakai senjata tajam di sana hingga tewas. Mirisnya, insiden memilukan tersebut terjadi di depan mata istri dan anak korban yang masih kecil.
Menyikapi kasus itu, Polresta Denpasar pun langsung bertindak dengan menangkap dua orang diduga pelaku bernama I Gede Santiana Putra alias De Anggur, 30, dan I Dewa Gede Raka Subawa, 23. Ternyata antara pelaku dengan korban saling mengenal. Bahkan disebut sama-sama dari Banjar Karang Sari, Dangin Puri Kaja.
Informasi yang dihimpun, peristiwa itu bermula ketika pria yang akrab disapa Tu Pekak tersebut sedang berada di Pintu Masuk Pasar Hewan Satria, Jalan Veteran, sekitar pukul 19.00. Dia bersama istrinya I NW, 36, yang menggendong sang putri, serta keluarga dan teman-temannya.
"Jadi korban hendak menonton pawai ogoh-ogoh yang melintasi sepanjang Jalan Veteran," ujar sumber.
Kemudian sekitar pukul 21.00, rombongan ogoh-ogoh dari grup Deseperado melintas. Waktu itu, sang istri melihat Tu Pekak beradu pandang dengan dua orang laki-laki yang diketahui memiliki nama panggilan De Anggur dan Bem Bem. Bahkan, kedua pria tersebut disinyalir berusaha untuk menantang dan memancing emosi korban agar berkelahi. Tu Pekak awalnya mengacuhkan dan tak menggubris mereka.
Namun, lama-kelamaan tantangan dan pancingan emosi ini tak lagi bisa diabaikan oleh korban. Tu Pekak lantas mendatangi kedua pria tersebut. Saat itulah, NW melihat sang suami dikeroyok oleh orang yang disebut De Anggur dan Bem Bem beserta beberapa orang lainnya. Sehingga, NW yang sedang menggendong putrinya itu spontan berusaha untuk menyelamatkan korban.
"Istri korban sambil berteriak histeris meminta tolong kepada kerumunan orang yang juga menonton ogoh-ogoh di lokasi kejadian," tambah sumber ini.
Sayangnya, kala itu Tu Pekak didapati sudah dalam keadaan tergeletak bersimbah darah dari luka yang terdapat di beberapa bagian tubuh, terutama pada dada. Sedangkan para pelaku pengeroyokan langsung kabur.
Sementara, versi lain menyebutkan kalau korban yang sedang duduk bersama istri dan anaknya tersinggung saat dilihat oleh para pelaku. Berikutnya, Tu Pekak melempar botol berisi air dan mengenai anak De Anggur.
Saat pelaku menoleh ke arah lemparan tersebut, tiba-tiba korban meloncat dan memukul De Anggur hingga terjatuh. Maka teman pelaku langsung mendorong dan memukul korban yang disusul dengan De Anggur menusuk korban memakai pisau.
"Tusukan tersebut dilakukan berulang kali, mengenai kaki, dada serta perut korban," tandasnya.
Hebatnya, korban masih bisa berdiri lagi untuk mengambil besi tempat jualan sosis, tapi para pelaku segera kabur. Lalu, Tu Pekak dibonceng memakai sepeda motor menuju RSUD Wangaya dan dirujuk ke RSUP Prof Ngoerah (Sanglah). Nahas, akibat luka yang diderita, pria itu menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit.
Usai kejadian itu, NW melapor ke Polresta Denpasar. Tim Resmob pun segera dikerahkan untuk melakukan penyelidikan, hingga diperoleh informasi terkait yang diduga pelaku berada di sekitar Jalan Kenyeri, Denpasar Utara. Aparat langsung menuju alamat tersebut dan dapat mengamankan terduga pelaku serta barang bukti sebuah gagang pisau yang terbuat dari gunting.
Dalam pemeriksaan, para pelaku mengakui kalau senjata tajam tersebut memang dibawa di dalam tasnya. Tetapi belum diketahui motif utama pelaku nekat menikam korban berulang kali. Dugaan sementara, memang sudah ada perselisihan antara kedua pihak sebelumnya. Kini polisi tengah memburu pelaku lainnya. Dikonfirmasi mengenai kasus ini, PLT Kasatreskrim Polresta Denpasar AKP Wiastu Andre belum memberikan respons.
Editor: Robby
Reporter: bbn/bgl