search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Mesir Geram, Tak Terima Disalahkan Israel Karena Tutup Rafah
Kamis, 16 Mei 2024, 08:47 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Mesir Geram, Tak Terima Disalahkan Israel Karena Tutup Rafah

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Pemerintah Mesir marah usai disalahkan Israel karena menutup perbatasan Rafah di Jalur Gaza, Palestina.

Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry mengatakan keputusan Kairo untuk menutup perbatasan dengan Palestina itu lantaran serangan Israel yang diluncurkan ke kota selatan Gaza tersebut.

Shoukry menyebut Israel melakukan tindakan militer dan mengontrol perbatasan Rafah dari sisi Palestina sehingga bantuan kemanusiaan tak bisa masuk.

"Israel bertanggung jawab penuh atas bencana kemanusiaan yang dihadapi rakyat Palestina di Jalur Gaza saat ini," kata Shoukry, seperti dikutip CNN, Selasa (14/5).

Shoukry tak terima karena Israel justru seakan menyalahkan Mesir karena telah menyebabkan krisis kemanusiaan di Jalur Gaza gegara menutup perbatasan Rafah.

Ia lantas mendesak pemerintah Zionis untuk menjalankan kewajibannya sebagai kekuatan pendudukan. Ia juga meminta pemerintah Israel agar memastikan pengiriman bantuan memasuki Gaza dengan aman.

Pernyataan Shoukry ini muncul setelah Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, menyerukan Mesir untuk membuka kembali perbatasan Rafah agar bantuan kemanusiaan bisa kembali memasuki Gaza.

Dalam unggahan di X (Twitter), Katz mengaku telah bicara dengan Menlu Inggris David Cameron dan Menlu Jerman Alma Baerbock mengenai kebutuhan "untuk membujuk Mesir membuka kembali Rafah guna memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan internasional yang berkelanjutan ke Gaza."

"Kunci untuk mencegah krisis kemanusiaan di Gaza sekarang ada di tangan Mesir," kata Katz, seperti dikutip Reuters.

Rafah memang menjadi salah satu rute penting bagi aliran bantuan kemanusiaan yang ingin memasuki Gaza. Mesir telah menutup perbatasan ini sejak Israel mengerahkan tank-tank ke Rafah dan menguasai penyeberangan dari sisi Palestina pada 7 Mei lalu.

Agresi Israel di Jalur Gaza hingga kini telah menewaskan lebih dari 35 ribu warga Palestina. Mayoritas korban ialah anak-anak dan perempuan. (sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami