search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
NTB Diguncang 127 Kali Gempa dan Ribuan Kali Sambaran Petir
Rabu, 5 April 2023, 10:56 WITA Follow
image

beritabali/ist/NTB Diguncang 127 Kali Gempa dan Ribuan Kali Sambaran Petir.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NTB.

BMKG mencatatkan telah terjadi gempa pada Selasa (4/4) pukul 02.26 WITA, di Selatan Bali.

Hasil analisa BMKG menunjukkan bahwa gempa ini berkekuatan magnitudo M=4,6. Episenter terletak pada koordinat 8,87° LS; 115,69° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 48 km Tenggara Klungkung, Bali pada kedalaman 74 km.

Dampak gempa berdasarkan laporan masyarakat berupa guncangan dirasakan di wilayah Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Utara, Mataram, Karangasem, Kuta, Denpasar. 

Sementara berdasarkan data BMKG, Bencana alam gempa bumi periode 24 hingga 31 Maret 2023 terjadi di NTB sebanyak 127 kejadian. Berdasarkan catatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas III Mataram, gempa dengan magnitudo tertinggi terjadi di Kabupaten Sumbawa.

“Dari 127 total gempa bumi, hanya satu yang dirasakan seluruh wilayah se-NTB, yaitu di Sumbawa. Dengan kedalaman dangkal kurang dari 60 Km dan 4,8 magnitudo,” kata Kepala BMKG Mataram, Ardhianto Septiadi, Selasa (4/4). 

Alasan seringnya terjadi gempa bumi di NTB, lanjut Ardhianto, karena di daerah provinsi dengan pulau ini memiliki 10 sumber gempa bumi. 

“Sehingga wajar aktivitas gempa banyak terjadi namun dengan magnitudo yang kecil,” jelasnya. 

Selain itu, kondisi petir juga dalam angka yang tinggi selama delapan hari terakhir dengan total sambaran sebanyak 111.657 dan sambaran tertinggi di Kabupaten Sumbawa dengan total 51.900. Kemudian Lombok Tengah berada pada urutan kedua.

Selanjutnya, aktivitas petir di Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu tidak berbeda jauh. Di urutan terkahir Kota Mataram. Sedangkan Kabupaten Lombok Barat, Sumbawa Barat, Lombok Utara, Kota Bima aktivitas petir tidak dalam angka tinggi.

“Tergantung awan. Biasanya, puncak musim hujan banyak awan sehingga banyak petir,” sambung Ardhianto.

Untuk ke depan, memasuki awal musim kemarau dirinya mengatakan aktivitas petir tidak sebanyak sebelumnya. Hal ini karena kondisi awan pada bulan April tidak seperti bulan Maret. 

Editor: Robby

Reporter: bbn/lom



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami