search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Panen Demplot Metode Hazton di Subak Sambangan Tingkatkan Produksi Gabah Hingga 50%
Kamis, 6 Juni 2024, 10:30 WITA Follow
image

beritabali/ist/Panen Demplot Metode Hazton di Subak Sambangan Tingkatkan Produksi Gabah Hingga 50%.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BULELENG.

Dalam mendukung ketahanan pangan lokal, Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui Dinas Pertanian terus melakukan berbagai upaya mengembangkan pertanian, salah satunya dengan menerapkan teknologi Hazton yang pertama kali diterapkan di Buleleng. 

Teknologi Hazton dipercaya mampu meningkatkan hasil panen secara signifikan. Upaya tersebut berbuah hasil dengan panen perdana di lahan petani di Subak Sambangan, Desa Sambangan, Kecamatan Sukasada, yang menggunakan teknologi Hazton dan mampu meningkatkan hasil gabah kering hingga 50%.

"Teknologi Hazton merupakan cara bertanam padi dengan menggunakan bibit indukan dengan jumlah bibit padat 25 – 30 bibit per lubang tanam. Sedangkan cara tanam konvensional hanya menggunakan 2 – 3 bibit per lubang tanam," ujar Kadis Pertanian Kabupaten Buleleng Sumiarta saat dikonfirmasi di sela kegiatan panen padi di Subak Sambangan, Rabu (5/6).

Kadis Sumiarta menambahkan bahwa panen demplot dengan metode penanaman Hazton di area Subak Sambangan seluas 40 are ini telah dilakukan sejak tiga bulan lalu. Metode Hazton ini sudah diterapkan di seluruh kecamatan di Buleleng dengan tujuan meningkatkan hasil gabah petani secara optimal.

Dalam lima tahun terakhir, hasil produksi gabah dengan metode konvensional di Buleleng cenderung stagnan. Oleh karena itu, Dinas Pertanian melakukan terobosan dengan mengadopsi metode Hazton, yang sebelumnya dianalisis dan diterapkan di Kalimantan dengan hasil yang sangat memuaskan. 

"Dulu hasilnya hanya 5 ton, dengan metode Hazton bisa mencapai 9-10 ton. Ada peningkatan sekitar 50% dari produksi petani konvensional," kata Sumiarta.

Metode Hazton memiliki beberapa perbedaan dibandingkan dengan metode konvensional. Salah satunya adalah penggunaan benih yang lebih banyak, menyebabkan waktu panen lebih cepat sekitar 10 hari dan jumlah panen yang lebih banyak. Konsekuensinya, metode tanam Hazton ini lebih boros dari sisi ketersediaan benih dan pupuk. Namun, meski lebih boros, metode tanam ini diyakini bisa meningkatkan produksi lebih pesat.

Dengan keberhasilan panen Hazton ini, diharapkan kesejahteraan petani di Buleleng dapat meningkat melalui hasil panen yang lebih melimpah dan efisien. Adopsi metode Hazton menjadi langkah strategis untuk meningkatkan produktivitas pertanian di daerah.

Editor: Robby

Reporter: Diskominfo Buleleng



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami