Pecinta Reptil di Jembrana Edukasi Pentingnya Jaga Habitat Ular
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, JEMBRANA.
Pecinta reptil Kadek Adi Saputra asal Banjar Pasar, Desa Gumbrih, Kecamatan Pekutatan, Jembrana sudah sejak kecil bergelut dengan reptil ular.
Kemudian, ia ikut dalam wadah Penyelamat Reptil Bali yang berdiri sejak tahun 2013 dan berkolaborasi dengan Astrid Snake Show. Dalam pertunjukan itu, ia juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga ekosistem dan rantai makanan di alam.
"Ular yang bertelur akan mencari air, maka biawak akan memangsa ular tersebut. Jika biawak diburu, maka biawak tak ada rantai makanan. Jangan sampai merusak dan mematikan habitat ular. Ular sawah yang di sawah juga ada untuk mengurangi tikus," katanya.
Ia menuturkan perburuan reptil liar sangat dilarang karena merusak habitat itu sendiri dengan terputusnya jalur rantai makanan. Tak heran, jika ular mulai masuk rumah warga karena habitatnya sudah tidak ada di alam.
"Dalam penangkaran ada beberapa ular king kobra, ular piton, ular hijau berbisa dan tidak berbisa. Ini pelihara untuk edukasi kepada anak-anak sekolah dan juga masyarakat. Ada usia 4 tahun hingga 7 tahun. Untuk pakan ayam dapat biaya dari masyarakat karena ada santunan. Show ini adalah edukasi untuk mengenalkan dan bagaimana merawat mereka. Cintai alam dengan melestarikan satwa," paparnya.
Selain itu, ia juga melakukan edukasi ke Satpol PP dan Damkar agar lebih paham dalam cara menangkap satwa reptil ular sehingga tidak menyakiti hewan tersebut.
Sementara, seorang pelajaran Markus kusuma (12) tahun kelas 4 SDN 1 Banjar Tengah mengaku suka dengan ular, hanya tidak berani asal mengambil ular liar karena takut digigit.
"Melalui edukasi ini justru bisa mengerti bagaimana cara memegang dan memahami ular yang mana berbahaya dan yang mana aman untuk di rawat," pungkasnya.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/jbr