search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pertemuan G20 Bali Angkat Isu Ketahanan Pangan
Rabu, 13 Juli 2022, 13:30 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/Pertemuan G20 Bali Angkat Isu Ketahanan Pangan

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia (BI) memastikan, Indonesia akan menambah pembahasan mengenai isu global terkini yakni food security atau keamanan pangan pada Presidensi G20. Kepala Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral (PKPPIM) Kementerian Keuangan, yang juga terlibat dalam penyusunan agenda Presindensi G20, Dian Lestari mengungkapkan bahwa otoritas hanya memperkirakan persoalan ekonomi global hanya bersumber dari pandemi Covid-19.

Di tengah pandemi Covid-19 yang belum berakhir, kemudian muncul adanya konflik geopolitik Rusia dan Ukraina yang juga saat ini telah mengganggu aktivitas ekonomi dunia.

"Perang Rusia dan Ukraina membawa krisis baru, krisis pangan dan energi yang juga berimplikasi pada krisis keuangan," jelas Dian dalam Taklimat Media di Bali Nusa Dua Convention Centre, Selasa (13/7/2022).

"Maka, kami di G20 sebagai forum yang melakukan kerjasama ekonomi untuk mengaddress persoalan-persoalan ekonomi, kita merespon situasi sekarang dengan menaruh perhatian khusus pada isu food security," kata Dian melanjutkan.

Dian menjelaskan food security menjadi salah satu agenda baru yang akan dibahas dalam sebuah seminar side event Presidensi G20 bertajuk 'Promoting Global Collaboration Food Security'.

"Ini masih tahapan awal dan bukan sesuatu yang kita rencanakan di awal," jelas Dian.

Sebagai respon dinamika kondisi global saat ini, pada tahapan awal ini, Indonesia berharap akan mendapatkan masukan atau persepsi dari berbagai negara anggota G20 tentang berbagai tantangan yang dihadapi.

Pasalnya setiap tantangan berbagai negara karena adanya perang Rusia dan Ukraina ini pasti akan berbeda.

"Apakah itu semata-mata hanya masalah produksi, masalah gangguan rantai pasok karena perang Ukraina dan Rusia yang merupakan produsen utama gandum dan produk turunannya."

"Atau apakah karena ada isu perdagangan-perdagangan di negara eksportir komoditas pangan yang berusaha menahan berbagai komoditas yang lebih diutamakan," kata Dian melanjutkan.

Tambahan agenda food security ini juga untuk memastikan ketersediaan pupuk yang dibutuhkan oleh negara-negara yang sudah akan memasuki masa tanam, termasuk Indonesia.

Seperti diketahui, perang Rusia-Ukraina membuat bahan baku pupuk langka dan harga pupuk kian melonjak. Para produsen di Indonesia pun berupaya dalam memastikan pasokan bahan baku aman, mengingat permintaan pupuk terus meningkat.

"Ini adalah tahapan baru untuk menyamakan persepsinya. Ini persoalan utamanya dan yang lebih penting lagi, apa yang bisa dilakukan oleh forum menteri keuangan dan gubernur bank sentral, untuk bisa betul-betul berkontribusi memainkan perannya dalam mencapai berbagai solusi dalam mengatasi isu global," jelas Dian.(sumber: cnbcindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami