search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Rahinan Purnama, Warga Tampaksiring Tewas Usai Dipatuk Ular
Kamis, 26 Agustus 2021, 19:40 WITA Follow
image

bbn/ilustrasi/Warga Tampaksiring Tewas Usai Dipatuk Ular.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, GIANYAR.

Nasib tragis menimpa warga Banjar Sanding Serongga, Desa Sanding, Kecamatan Tampaksiring. Pria bernama I Putu Sudarma, 42, meregang nyawa setelah dipatuk ular berbisa. 

Informasi dihimpun peristiwa nahas tersebut terjadi di areal persawahan dekat rumah korban pada Minggu (22/8) lalu sekitar pukul 21.00 Wita. Saat itu bertepatan dengan rahinan Purnama dan Kajeng Kliwon Pamelastali. Korban diduga menemukan seekor ular kecil kemudian menangkapnya bersama sejumlah anak pemulung. 

"Menurut cerita dari masyarakat korban saat itu menangkap ular bersama anak-anak pemulung di sawah. Ularnya tidak besar, korban memegang kepalanya, anak-anak itu memegang ekornya," ujar Babhinkamtibmas Sanding Aiptu Wayan Swandika, Kamis (26/8).

Tanpa diduga, ular kecil tersebut mematuk tangan kanan korban. Namun korban yang dikenal punya keahlian menangkap ular ini menganggap sepele. 

"Setelah dipatuk, ular itu dibuang ke aliran sungai," jelas Aiptu Swandika. 

Sementara korban masih tampak biasa-biasa saja. Hingga akhirnya korban baru pulang sekitar pukul 23.00 WITA mulai merasakan mual, muntah dan demam. 

"Artinya ada jeda waktu selama dua jam pasca dipatuk ular tersebut," jelas Aiptu Swandika. 

Diduga bisa ular sudah menjalar ke seluruh tubuh, sehingga korban malam itu juga dilarikan ke rumah sakit. Namun sayang, nyawanya tak tertolong. Aiptu Swandika pun baru mengetahui peristiwa ini keesokan harinya. 

"Besoknya baru heboh, kami atensi," jelasnya.

Meskipun berat, keluarga korban mengikhlaskan kepergian korban dan menganggapnya sebagai musibah. Jenazah korban pun sudah dimakamkan di setra desa adat setempat. Korban pergi meninggalkan istri dan dua orang anak. 

"Korban sudah dikubur hari Rabu (25/8)," jelas Aiptu Swandika.

Peristiwa yang cukup menyita perhatian masyarakat Tampaksiring itu pun dibenarkan oleh Kapolsek Tampaksiring, AKP Ni Luh Suardini. Dirinya mengatakan jika peristiwa itu tidak dilaporkan namun tetap menjadi atensi dari pihaknya. 

"Kita tidak ingin peristiwa serupa terjadi sehingga kita imbau masyarakat untuk lebih waspada. Jaga kebersihan rumah dan sekitar agar tidak mengundang kedatangan ular dan hewan berbahaya lainnya," ujarnya.

Reporter: bbn/gnr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami