Ratusan Warga Paro Nduga Mengungsi, Pilot Susi Air Belum Ditemukan
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Ratusan warga Distrik Paro, Nduga, Papua mengungsi usai terjadi pembakaran pesawat Susi Air oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pada 7 Februari lalu. Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen M. Saleh Mustafa mengatakan Distrik Paro kini sudah kosong usai peristiwa pembakaran tersebut.
"Paro sudah kosong masyarakatnya," kata Saleh melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Senin (13/2).
Berdasarkan data yang disampaikan oleh Kodam, evakuasi dimulai sejak Rabu (8/2). Ada 15 pekerja pembangunan Puskesmas di Distrik Paro yang dievakuasi oleh tim gabungan TNI-Polri ke Distrik Kenyam, Nduga.
Setelahnya, tim gabungan mengevakusi 25 warga menggunakan helikopter ke Distrik Kenyam pada Jumat (13/2). Kemudian pada Sabtu (11/2), sebanyak 33 masyarakat juga dievakuasi setelah berjalan melintasi hutan dari kampungnya di Paro.
Teranyar pada Senin (13/2), Tim Gabungan TNI Polri kembali mengevakuasi 167 warga. Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Kav Herman Taryaman mengatakan ratusan warga itu telah berjalan selama lima hari dari Distrik Paro ke arah Kenyam, Nduga melalui Quari Atas.
"Setibanya di Quari Atas, kemudian Satgas Satuan Organik Korem 172/PWY Yonif R 514/SY membawa para pengungsi tersebut dengan menggunakan 2 unit truk NPS, 1 unit mobil Hiluxmilik Satuan Organik Korem 172/PWY Yonif R 514/SY dan 3 unit Truk sipil dan 1 unit mobil Hilux," kata Herman dalam keterangan tertulis, Senin.
Sementara itu, nasib pilot Susi Air yang pesawatnya dibakar itu, Kapten Philips M masih tanda tanya. Pada awal peristiwa, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Operasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mengaku menyandera pilot berkebangsaan Selandia Baru itu.
Milisi itu disebut aparat Indonesia dengan sebutan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
"Pilotnya kami sudah sandera dan kami sedang bawa keluar, untuk itu anggota TNI-Polri tidak boleh tembak atau interogasi masyarakat sipil Nduga sembarang, karena yang melakukan adalah kami TPNPB OPM Kodap III Ndugama-Derakma di bawah Pimpinan Panglima Brigjen Egianus Kogoya," demikian keterangan dari Juru Bicara Komnas TPNPB-OPM Sebby Sambom, Selasa.
Sementara pada Kamis (9/2), Panglima TNI Laksamana Yudo mengatakan pihaknya belum bisa menentukan keberadaan pilot pesawat
Ia menyebut saat peristiwa terjadi tidak ada saksi mata yang melihat.
"Karena dari awal kita enggak ada saksinya di situ, saat dibakar kemudian dia (pilot) larinya kemana, lari sendiri atau dibawa, ini sampai sekarang belum ada info, makanya saya juga belum bisa menentukan itu ditahan atau tidak oleh KKB," kata Yudo saat itu.
Belakangan, Komandan Korem (Danrem) 172/PWY Brigjen TNI J.O Sembiring menduga pilot tersebut masih hidup bersama KKB.
"Diperkirakan pilot Mehrtens saat ini masih ada bersama KKB dan untuk memastikannya aparat keamanan masih terus melakukan penyelidikan," ujar Brigjen Sembiring di Jayapura, Papua, seperti dikutip dari Antara, Minggu (12/2).(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net