search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Rusia Beli Amunisi Artileri dari Korut
Selasa, 6 September 2022, 17:12 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Rusia Beli Amunisi Artileri dari Korut

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Rusia dilaporkan membeli amunisi artileri dari Korea Utara. Pejabat Amerika Serikat menganggap pembelian ini sebagai pertanda Rusia mulai kocar-kacir mencari sumber senjata di tengah sanksi internasional.

Pembelian amunisi itu terungkap dalam dokumen intelijen AS yang baru-baru ini bisa dideklasifikasikan dan dilihat The New York Times. Sebagaimana dilansir Reuters, dokumen itu tak menjabarkan detail alutsista dan persenjataan yang dibeli Rusia dari Korut.

Dokumen itu hanya mengungkap pembelian tersebut mencakup amunisi artileri dan roket. The New York Times melaporkan bahwa Rusia diperkirakan bakal membeli lebih banyak amunisi dari Korut.

Laporan ini mencuat tak lama setelah Rusia dilaporkan mulai membeli drone dari Iran. Bulan lalu, seorang pejabat AS mengungkap bahwa drone Rusia yang dibeli dari Iran mengalami "sejumlah kegagalan."

Para pejabat AS menganggap Rusia mulai kocar-kacir, sampai-sampai harus membeli senjata ke negara-negara seperti Iran dan Korut.

Sejak invasi dimulai, AS bergerilya untuk menekan negara-negara lain agar tak menjalin relasi perdagangan, terutama senjata, dengan Rusia.

Iran dan Korut sendiri merupakan dua negara yang menjadi target sanksi internasional besar-besaran karena ambisi nuklir mereka.

Ketika dunia takut berhubungan dengan Iran dan Korut, saat itulah Rusia justru mendekat. Langkah ini bukan tanpa risiko. Rusia bisa dijatuhi sanksi PBB jika membeli senjata tertentu dari Korut.

"Satu-satunya alasan Kremlin harus membeli amunisi artileri atau roket dari Korea Utara atau siapa pun adalah karena [Presiden Vladimir] Putin tak mau atau tak bisa menggerakkan ekonomi perang Rusia," ucap ahli militer dari American Enterprise Institute, Frederick W. Kagan.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami