Rusia Disebut Tembaki Pasukan Sendiri di Ukraina
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Rusia dilaporkan menembaki pasukannya sendiri di Ukraina. Ini terkait kelompok paramiliter bayaran pro-Rusia, Wagner Group.
Hal ini disampaikan oleh seorang mantan tentara Wagner, Andrei Medvedev. Ia mengaku personil Wagner sering dipaksa bertempur dan akan ditembak jika menolak.
"Mereka akan mengumpulkan orang-orang yang tidak ingin bertempur dan menembak mereka di depan pendatang baru," tuduhnya dalam sebuah wawancara di ibu kota Norwegia, Oslo, di mana Medvedev sedang mencari suaka, Rabu (1/2/2023).
"Mereka membawa dua tahanan yang menolak untuk berperang dan mereka menembak mereka di depan semua orang dan mengubur mereka tepat di parit yang digali oleh para peserta pelatihan."
Pria berusia 26 tahun, yang mengatakan sebelumnya bertugas di militer Rusia, bergabung dengan Wagner sebagai sukarelawan. Ia menyeberang ke Ukraina kurang dari 10 hari setelah menandatangani kontraknya pada Juli 2022 untuk bertugas di dekat Bakhmut, kota garis depan di wilayah Donetsk.
Medvedev mengatakan dia melapor langsung ke pimpinan grup, Dmitry Utkin dan juga kepada pendiri sekaligus pemilik Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, untuk bertugas di Ukraina. "Jika (Prigozhin) adalah pahlawan Rusia, ia akan mengambil senjata dan lari bersama tentara," ujarnya.
Medvedev menambahkan bahwa ia tahu pada hari keenam penempatannya di Ukraina, semuanya tidak sesuai dengan apa yang digambarkannya sebelumnya. Ia mengklaim banyak tentara yang menjadi 'umpan meriam' tanpa arahan dan dukungan yang jelas.
"Ada lebih banyak mayat, dan semakin banyak orang yang masuk. Pada akhirnya saya memiliki banyak orang di bawah komando saya," kata sambil mengatakan tambahan personil datang dari narapidana yang diikutkan perang.
"Saya tidak bisa menghitung berapa. Mereka berada dalam sirkulasi konstan. Mayat, lebih banyak tahanan, lebih banyak mayat, lebih banyak tahanan."
Meski begitu, Medvedev menyebut ada sisi keberanian yang ditonjolkan baik oleh tentara Rusia dan Ukraina.
Namun dengan minimnya arahan dan kejamnya perlakuan Wagner terhadap personilnya, Medvedev mengharapkan pengakuan ini dapat membawa Presiden Rusia Vladimir Putin dan Prigozhin ke penjara.
"Anda tahu, saya melihat keberanian di kedua sisi, di pihak Ukraina juga, dan para pemain kami juga... Saya hanya ingin mereka tahu itu," pungkasnya lagi.
Wagner sendiri memainkan peran yang besar dalam serangan Moskow ke Ukraina. Bahkan, beberapa wilayah seperti Bakhmut berhasil direbut Rusia dengan bantuan Wagner.
Asal usul kelompok Wagner pun juga tidak begitu jelas. Kelompok ini awalnya muncul setelah ikut serta dalam aneksasi Krimea di tahun 2014 silam. Hingga saat ini, Wagner dilaporkan telah ditugaskan Kremlin di Ukraina, Suriah, dan beberapa konflik Afrika.
Sementara itu, terkait pernyataan Medvedev, Prigozhin menolak mengomentari hal yang dianggapnya sebagai 'masalah militer'. Dalam sebuah balasan kepada CNN International, Prigozhin menggambarkan Wagner sebagai 'organisasi militer teladan yang mematuhi semua hukum dan aturan perang modern yang diperlukan'.
"Ia (Medvedev) seharusnya dituntut karena mencoba menganiaya tahanan," tambah Prigozhin.(sumber: cnbcindonesia.com)
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/net