Rusia Terdesak di Ukraina, Putin Jualan Senjata Mematikan
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Setelah kondisi pasukannya terus dipertanyakan di Ukraina, Presiden Rusia Vladimir Putin kini memberikan 'ancaman' baru.
Dia mengatakan bahwa Rusia siap untuk menjual senjata canggih kepada sekutu secara global dan bekerja sama dalam mengembangkan teknologi militer.
Dengan pasukannya dipukul mundur dari dua kota terbesar di Ukraina dan membuat kemajuan yang lambat dengan biaya besar di provinsi timur, perang sejauh ini terbukti tidak meyakinkan bagi industri senjata Rusia.
Tetapi Putin, yang berbicara di pameran senjata di luar Moskow, bersikeras bahwa persenjataan Rusia jauh lebih maju dibandingkan dengan para kompetitornya.
Menurutnya, Rusia menghargai hubungannya yang kuat dengan Amerika Latin, Asia, dan Afrika dan siap untuk memasok sekutu di sana dengan keseluruhan senjata dari senjata ringan hingga kendaraan lapis baja, artileri, pesawat tempur, dan drone.
"Hampir semuanya telah digunakan lebih dari sekali dalam operasi tempur nyata," katanya.
"Banyak dari mereka bertahun-tahun, atau mungkin beberapa dekade di depan rekan-rekan asing mereka, dan dalam hal karakteristik taktis dan teknis mereka secara signifikan lebih unggul dari mereka," imbuhnya.
Adapun, Rusia menempati urutan kedua setelah Amerika Serikat dengan penjualan senjata, yakni sekitar US$ 15 miliar per tahun, hampir seperlima dari pasar ekspor global.
Sepanjang 2017-2021, 73 persen dari penjualan tersebut hanya masuk ke empat negara - India, Cina, Mesir, dan Aljazair - menurut Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm.
Sementara itu, analis militer Barat mengatakan perjuangan Rusia melawan musuh yang jauh lebih kecil di Ukraina dapat merusak penjualan Putin.
"Dengan runtuhnya hubungan ekonomi dengan Barat, Rusia bahkan lebih bergantung pada perdagangan senjata daripada sebelumnya, jadi tidak mengherankan jika Putin sangat ingin mempromosikannya ke sebanyak mungkin pelanggan non-Barat," kata Ruth Deyermond, dosen senior di Departemen Studi Perang di King's College London.
"Masalah besar baginya adalah bahwa perang Rusia melawan Ukraina telah menjadi bencana bagi kredibilitas militer Rusia - kinerja mereka telah menjadi iklan yang sangat buruk untuk senjata mereka."
Ditanya sistem senjata Rusia mana yang berkinerja terburuk di Ukraina, pensiunan Jenderal AS Ben Hodges mengutip penilaian oleh pejabat pertahanan AS bahwa Rusia menderita tingkat kegagalan setinggi 60 persen untuk beberapa rudal berpemandu presisi.
Sanksi Barat yang dikenakan terhadap Rusia juga menimbulkan pertanyaan tentang kemampuannya untuk mendapatkan komponen dan menyediakan perawatan untuk senjata yang dijualnya.
"Saya akan sangat prihatin sebagai calon pembeli tentang kualitas peralatan dan kemampuan industri Federasi Rusia untuk mempertahankannya," katanya.
Ukraina telah menggunakan persenjataan yang dipasok AS secara efektif, terutama Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS), dan Rusia telah menerima serangkaian pukulan besar. Ini termasuk ledakan di pangkalan udara di semenanjung Krimea yang dicaplok Rusia pekan lalu yang menghancurkan setidaknya delapan pesawat di darat, menurut citra satelit.
Namun demikian, Putin mengatakan pasukan Rusia dan proksinya di wilayah Donbas di Ukraina timur memenuhi semua tugas mereka.
"Selangkah demi selangkah mereka membebaskan tanah Donbas," katanya.(sumber: cnbcindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net