search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Singapura Bangun Cagar Alam dari Pengolahan Sampah Jadi Inspirasi Bupati Tamba
Kamis, 9 Februari 2023, 17:01 WITA Follow
image

beritabali/ist/Singapura Bangun Cagar Alam dari Pengolahan Sampah Jadi Inspirasi Bupati Tamba.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Singapura salah satu negara yang tergolong berhasil mengelola sampah warganya. Bahkan sampah di Singapura justru mampu dimanfaatkan secara produktif sebagai material membangun pulau buatan. 

Sampah yang tadinya identik dengan bau busuk, jorok dan kumuh kini justru mampu disulap menjadi TPA hijau sebagai habitat berbagai jenis burung sekaligus menjadi atraksi ekowisata. Adalah TPA Semakau (Semakau Landfill) , berlokasi sekitar delapan kilometer di bagian selatan Singapura. Di area seluas 335 hektare ini menghubungkan Pulau Semakau dan Pulau Sekang beroperasi secara ramah lingkungan dan berkelanjutan. 

Saat menerima kunjungan kerja Bupati jembrana dan jajaran, Rabu (8/2), Desmond Lee selaku General Manager Landfill Management & Operations Department menjelaskan TPA Semakau dibangun sejak tahun 1999. Pembangunan berlangsung dalam dua tahap/fase dan selesai pada 2015. 

Secara teknis jelasnya, Semakau Landfill dibangun dari abu sisa pembakaran sampah kemudian ditutup dengan lapisan tanah. Sampah yang dibakar adalah jenis sampah yang tidak dapat diolah sehinga volume sampah berkurang hingga tersisa abu dari pembakaran. Volumenya mencapai 1461 ton per hari. 

Pemanfaatan sampah menjadi sistem yang produktif itu, juga mengundang ketertarikan dari Bupati Jembrana I Nengah Tamba. Menurutnya, Singapura berhasil menyelesaikan persoalan sampahnya bahkan diolah menjadi bermanfaat di tengah ketidakberdayaan beberapa daerah termasuk di Indonesia menangani persoalan sampah

“Ini luar biasa bagaimana Singapura mengolah sampah yang tidak dapat didaur ulang lalu dibakar, kemudian abu dan beberapa limbah padat dikirim ke pulau buatan. Jadi pulau ini juga berfungsi sebagai cagar alam tempat hidup burung dan satwa lainnya. Hijau sekali," ujar Bupati Tamba.

Konsep ini kata Tamba bukan mustahil bisa diterapkan di Jembrana. Mengingat persoalan sampah saat ini sudah mendesak di tengah kapasitas TPA Peh yang sudah over kapasitas. Ditambahkannya lagi, Jembrana juga memiliki beberapa perairan, sehingga cagar alam buatan berbahan sampah itu menjadi daya dukung pariwisata Jembrana di kemudian hari.

“Semakau landfill di Singapura ini salah satu solusi dan kita masih mencari beberapa alternatif lain, sehingga kita bisa memutuskan yang terbaik untuk Jembrana dalam penanganan sampah," tandas Bupati Jembrana.

Editor: Robby

Reporter: Humas Jembrana



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami