Taiwan Siaga 84 Jet Tempur Cina Mondar-Mandir Dekat Wilayahnya
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Taiwan menyatakan sedikitnya 63 pesawat tempur dan empat kapal angkatan laut Cina terdeteksi di sekitar wilayahnya pada Senin (7/11). Kementerian Pertahanan Taiwan memaparkan sebanyak 31 pesawat Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China melintasi garis tengah imajiner Selat Taiwan dan menerobos zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) mereka.
Baca juga:
Trump: Akan Ada Kejutan Besar 15 November
Manuver armada kapal dan pesawat militer Cina itu terdeteksi Taipei melalui alat pelacak elektronik, pesawat patroli, kapal dan sistem rudal darat, kata Kemenhan Taiwan di Twitter.
Pada Selasa (8/11), Taiwan juga mendeteksi 21 pesawat militer dan empat kapal perang Cina "mengepung" wilayahnya di Selat Taiwan.
"21 pesawat PLA dan 4 kapal angkatan perang di sekitar wilayah kami terdeteksi hari ini (8 November 2022) hingga 1700 (GMT+8). #ROCArmedForces telah memantau situasi dan menanggapi aktivitas ini dengan pesawat di CAP, kapal angkatan laut, dan sistem rudal darat," bunyi kicauan Kemhan Taiwan.
Belakangan eskalasi ketegangan antara Cina dan Taiwan terus meningkat. Cina terus melancarkan berbagai provokasi militer sejak kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat, Nancy Pelosi, dan beberapa pejabat lainnya ke Taipei pada Agustus lalu.
Cina menganggap Taiwan masih menjadi wilayah kedaulatannya dan setiap pejabat asing yang berkunjung ke Taipei berarti mendukung wilayah itu merdeka dari Negeri Tirai Bambu.
Sejak kedatangan pejabat AS ke Taipei, China bahkan mengepung Taiwan dengan latihan militer besar-besaran. Beijing dan Taipei juga saling ancam serang sampai-sampai Cina mengerahkan puluhan jet tempur dan kapal perang ke dekat wilayah Taiwan.
Dalam Kongres PKC kemarin, Xi Jinping juga menegaskan Cina menolak seruan Taiwan merdeka. PKC sepakat mengamandemen piagam partai yang mencakup penolakan terhadap kemerdekaan Taiwan.
Hari ini, Presiden Cina Xi Jinping menegaskan negaranya terus memperkuat pelatihan dan persiapan militer dalam menghadapi segala macam bentuk perang apa pun. Menurut laporan lembaga penyiaran Cina, CCTV, Xi menganggap saat ini keamanan Cina semakin tidak menentu dan tidak stabil.
Dikutip Reuters, namun Xi tidak merinci ancaman seperti apa yang saat ini dihadapi Cina. Sementara itu, baru-baru ini Amerika Serikat memprediksi Cina bisa melancarkan invasi ke Taiwan dalam waktu dekat.
Kepala Operasi Angkatan Laut AS Michael Gilday berpendapat bahwa pidato Presiden Cina Xi Jinping di Kongres Partai Komunis Cina (PKC) ke-20 menunjukkan sikap Negeri Tirai Bambu atas pemisahan Taiwan.
"Itu bukan hanya sesuatu yang disampaikan Presiden Xi, tetapi itu terkait bagaimana sikap Cina dan apa yang mereka lakukan. Apa yang kita lihat selama 20 tahun terakhir adalah mereka melakukan setiap janji yang mereka ucapkan sebelumnya," kata Gilday, dikutip dari South Cina Morning Post.
Gildan kemudian berkata, "Jadi ketika kita membicarakan soal periode waktu [penyerangan] pada 2027, di pikiran saya, itu terjadi pada 2022 atau 2023. Saya tidak bisa mengesampingkannya."
Tak hanya AS, sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin, Igor Sechin, meyakini Taiwan akan kembali bersatu dengan Cina sesuai jadwal. Bos perusahaan minyak raksasa Rusia ROSN.MM itu turut melontarkan pujian terhadap Presiden Cina Xi Jinping yang baru-baru ini menetapkan diri memimpin Negeri Tirai Bambu untuk periode ketiganya.
"Posisi kepemimpinan (Cina) sangat dihormati, yang dengan tenang dan terbuka, tanpa premis palsu, memantapkan posisinya, bahkan pada masalah yang paling sulit, seperti masalah Taiwan, yang dalam hal ini dapat dinilai agak berlebihan," kata Sechin dalam forum ekonomi internasional di Baku pada Kamis (27/10).
"Taiwan akan kembali ke pelabuhan aslinya (Cina) tepat waktu," ucapnya lagi.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net