Tentara Cadangan Rusia Tewas Misterius Sebelum Tempur
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Seorang tentara cadangan Rusia ditemukan tewas di Sekolah Komando Tinggi Militer novosibirsk (NVVK) Siberia sebelum bertempur di Ukraina. Media lokal, Sibkray ru, melaporkan laki-laki itu berasal dari Novosibirsk. Menurut salah satu kerabatnya, dia meninggal karena tindak kekerasan.
Komisaris Hak Asasi Manusia (HAM) di Siberia, Nina Shalabayeva, juga melaporkan seorang sukarelawan atas nama Alexander Koltun tewas di tempat tidurnya. Koltun berasal dari wilayah Irkutsk, Siberia Tenggara.
Ibu Koltun, Elena Zausaeva, mengatakan anaknya meninggal pada hari keempat di unit pasukan cadangan. Pihak berwenang membeberkan penyebab kematian anaknya gegara mengonsumsi alkohol berkualitas rendah.
"Sekarang mereka bicara soal gagal jantung. Namun, faktanya anak saya tak pernah menyalahgunakan alkohol," terang Zausaeva, seperti dikutip Newsweek, Sabtu (8/10).
Zausaeva mengatakan anaknya pergi ke Ukraina secara sadar dan sukarela. Kematian lain dari pasukan cadangan Rusia yang akan dikerahkan ke Ukraina, juga muncul.
Media lokal, NEFT dan 72.ru melaporkan temuan mayat seorang laki-laki asal Tyumen, Siberia Barat pada 28 September. Sementara itu, Pengacara Hak Asasi Manusia Pavel Chekov mengatakan setidaknya enam tentara yang baru direkrut tewas sejak awal mobilisasi.
Tiga orang tewas di pusat pelatihan tentara di Sverdlovsk, barat Rusia. Dari jumlah itu, satu orang disebut meninggal karena serangan jantung, sementara dua yang lain meninggal karena bunuh diri.
"Yang ketiga dipulangkan dan dikirim pulang, dia meninggal karena sirosis jantung," kata salah satu parlemen Rusia, Maxim Ivanov.
Komisaris Hak Asasi Manusia di Sverdlovsk, Tatyana Merzlyakova, mengonfirmasi kematian dua tentara, yang berasal dari wilayah Kurgan di Rusia selatan. Namun, dia tak menyebutkan penyebab kematian.
Tentara cadangan lain, yang diidentifikasi sebagai Boris Shavaev dari Republik Kabardino-Balkaria, turut tewas di sebuah pangkalan militer. Sementara itu, di kota timur Vladivostok, Sergei Fedosenko, meninggal karena serangan jantung setelah ditahan di kantor pendaftaran lokal.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi wamil parsial ke Ukraina. Seruan ini memicu 'kabur massal' dan protes dari warga.
Dalam pengumuman itu, Rusia siap mengerahkan 300 ribu tentara cadangan. Seruan itu muncul usai pasukan Ukraina berhasil memukul mundur pasukan Rusia di sejumlah titik.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net