search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Ternyata Ada Desa Adat di Karangasem Tidak Membuat Ogoh-Ogoh, Ini Alasannya
Senin, 13 Maret 2023, 17:23 WITA Follow
image

bbn/ilustrasi/Ternyata Ada Desa Adat di Karangasem Tidak Membuat Ogoh-Ogoh, Ini Alasannya.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, KARANGASEM.

Di wilayah Desa adat Geriana Kangin, Desa Duda Utara, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem selama ini tidak pernah sekalipun melaksanakan pengarakan ogoh - ogoh pada saat hari pengerupukan. 

Hal ini dibenarkan oleh Penyarikan Desa Adat Geriana Kangin, Jero Mangku Diatmika kepada media ini pada Senin (13/03/2023). Menurutnya, pembuatan atau pengarakan ogoh - ogoh di Desa Adat Geriana Kangin tidak diperkenankan bukan tanpa alasan.

Hal itu karena sebelumnya di wilayah Desa Adat Geriana Kangin telah melaksanakan ritual khusus kaitannya dengan pecaruan untuk nyomia (menetrarisir) kekuatan negatif, sama halnya dengan makna dan tujuan dibuatnya ogoh - ogoh.

Dijelaskan, sebelum memasuki Sasih Kesanga perhitungan secara kalender Bali, di wilayah Desa Adat Geriana Kangin telah beberapa kali menggelar serangkaian ritual Nyomia berupa pecaruan yang setiap tahapannnya berkaitan antara ritual satu dengan ritual yang akan datang.

Diawali ritual mecaru yang dilaksanakan setiap sasih keenam, ritual pada sasih ini berlangsung di Pura Dalem. Dimana disana dilaksanakan Upacara Mance Kelud Penyomya Bhuta untuk memohon keselamatan serta menetralisir aura negatif sehingga tidak mengganggu proses kehidupan. 

Selain itu, ada juga ritual yang disebut aci ngangon, aci ngangon ini juga bertujuan untuk menetralisir aura negatif hanya saja yang membedakan aci ngangon dilaksanakan setiap tahunnya di batas - batas desa secara bergiliran mengikuti arah jarum jam. 

Ada juga upacara nyomia berupa pecaruan juga dilaksanakan di banjar untuk mendoakan agar lingkungan banjar, pekarangan dan warga diberikan keselamatan.

"Seluruh tahapan tersebut maknanya hampir sama yaitu nyomia atau menetralisir aura negatif yang mencangkup areal palemahan dan pawongan," terang Jero Mangku Diatmika.

Lebih lanjut, dari seluruh tahapan Nyomia tersebut, ada satu tahapan terakhir sebelum memasuki pergantian Tahun Baru Saka yang mencangkup semua aspek dimana ritual nyomia dilaksanakan di areal Catus Pata.

Dengan dilaksanakan seluruh rangkaian ritual tersebut, sehingga para tetua terdahulu menggap semua rangkaian nyomia sudah lengkap, sehingga sampai saat ini membuat atau mengarak ogoh - ogoh di lingkungan Desa Adat tidak pernah dilakukan.

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/krs



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami