Turki Pernah Dilanda Gempa M 7,8 Hingga Tewaskan 30 Ribu Jiwa
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Turki pernah dilanda gempa dahsyat berkekuatan magnitudo 7,8 pada 27 Desember 1939. Gempa yang berpusat di Erzincan itu menewaskan 32.700 jiwa.
Sama seperti gempa besar M 7,7 yang melanda Turki pada Senin (6/2), gempa pada 1939 itu pun terjadi pada dini hari sekitar pukul 01.57 waktu setempat. Saat itu, warga tengah tertidur lantaran gempa terjadi pada dini hari.
Banyak orang yang meninggal dunia akibat gempa yang mengguncang di tengah musim dingin itu. Badai salju dan banjir pun menambah jatuhnya korban jiwa hingga memaksa penduduk meninggalkan wilayah itu.
Kota itu pun tak berpenghuni setelah kejadian tersebut. Warga membangun tempat tinggal baru di wilayah utara.
Setelah ditinggalkan, kawasan itu terus-terusan mengalami gempa dengan kekuatan di kisaran M 7,0. Sebagai respons, Turki lantas mengadopsi regulasi bangunan guna meningkatkan keamanan bangunan di negara itu.
Selain di Erzincan, TRT World juga melaporkan gempa dengan banyaknya korban jiwa juga pernah terjadi dalam waktu dekat yakni pada 17 Agustus 1999 di Izmit. Guncangan itu terjadi di kota berjarak 90 kilometer dari tenggara Istanbul pada pukul 03.01 pagi waktu setempat.
Gempa di Izmit itu menyebabkan 17.118 orang tewas dan 50 ribu lainnya luka-luka. Jumlah korban paling tinggi dilaporkan di Kota Golcuk, Derince, Darica, dan Sakarya, mengutip Britannica.
Lebih dari 500 ribu orang juga harus kehilangan tempat tinggal. Saat itu, konstruksi bangunan yang buruk dianggap menjadi faktor penyebab tingginya angka kematian. Protes publik pecah terhadap kontraktor swasta.
Warga menuding kontraktor menggunakan bahan dengan kualitas buruk dan membangun asal-asalan. Beberapa kontraktor pun dituntut pidana, namun sangat sedikit yang dinyatakan bersalah.
Tak cuma kontraktor, publik juga melayangkan amarah kepada para pejabat yang dinilai gagal menegakkan kebijakan bangunan mengenai desain tahan gempa. Gempa kala itu juga mengakibatkan perekonomian negara anjlok hingga sekitar US$6,5 miliar atau setara Rp97 triliun.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net