Umat Hindu di Banyuwangi Siapkan Ogoh-Ogoh Buta Kala Menyambut Nyepi
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BANYUWANGI.
Menyambut Hari Raya Nyepi pada Rabu 22 Maret 2023, sejumlah warga Hindu di Banyuwangi tengah disibukkan membuat Ogoh-ogoh.
Boneka raksasa tersebut akan diarak di malam pergantian Saka. Salah satu kampung umat Hindu di Banyuwangi berada di Desa Patoman, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi.
Kini pemuda setempat tengah sibuk membuat Ogoh-ogoh. Tahun ini Ogoh-ogoh yang dibuat diberi nama Buta Kala. Beragam Ogoh-ogoh ini menggambarkan berbagai sifat jahat, sehingga bentuknya dibuat menyeramkan.
Salah satu pemuda setempat, Nengah (20) mengatakan, proses pembuatan ogoh-ogoh memakan waktu kurang lebih satu bulan. Dibuat dari styrofoam lalu dibalut menggunakan kertas koran. Biaya pembuatannya juga tak murah. Rata-rata, sekitar Rp 3 juta hingga Rp 4 juta.
"Ini rangkaian persiapan menyambut datangnya Nyepi. Umat Hindu membuat Ogoh-ogoh yang nantinya akan diarak keliling desa," kata Nengah, Sabtu (18/3/2023).
Setiap tahun, konsep Ogoh-ogoh selalu berbeda. Kendati demikian bentuknya tetap raksasa yang menyeramkan.
Tahun ini, tak hanya yang ukuran raksasa yang dibuat. Umat Hindu juga membuat Ogoh-ogoh dengan ukuran lebih kecil dan lebih ringan. Nantinya akan diarak oleh anak-anak. Diiringi gamelan ble ganjur, umat Hindu membawa Ogoh-ogoh di sekitar desa masing-masing.
Ritual ini disebut dengan tawur kesanga. Maknanya, membersihkan pengaruh buruk sebelum memasuki puasa Nyepi. Ritual diakhiri dengan membakar Ogoh-ogoh menjelang tengah malam. Lalu, seluruh umat Hindu akan menjalani puasa penuh 24 jam.
"Selama Nyepi, umat Hindu menghentikan seluruh aktivitasnya sehari-sehari dan hanya berdiam diri di rumah. Puasa ini sebagai pertanda menyambut datangnya tahun baru Saka," tegasnya.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/net