search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Utang Triliunan, 2 Bandar Kripto Lenyap Ditelan Bumi
Rabu, 13 Juli 2022, 10:31 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/Utang Triliunan, 2 Bandar Kripto Lenyap Ditelan Bumi

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Perusahaan investasi kripto Three Arrows Capital (3AC) tengah dalam proses likuidasi setelah gagal bayar Rp9,9 triliun. Dua pendirinya kini bak lenyap ditelan bumi.

Menurut dokumen pengadilan yang dikutip The Verge, petugas yang mengawal proses likuidasi 3AC menyatakan dua pendiri 3AC, Su Zhu dan Kyle Davies, tidak diketahui keberadaannya. Petugas juga melaporkan tidak ada kerja sama yang berarti dari keduanya.

3AC, yang berbasis di Singapura, mengajukan kondisi bangkrut berdasarkan "Chapter 15" di Amerika Serikat pada awal bulan ini. Langkah ini adalah upaya untuk melindungi aset milik perusahaan asing dari kreditur di AS.

Berita bangkrutnya 3AC muncul setelah perusahaan investasi tersebut menyatakan gagal bayar atas utang senilai Rp9,9 triliun dari broker kripto Voyager Digital. Voyager Digital juga telah menyatakan bangkrut. 3AC juga dilaporkan gagal untuk membayar utang US$ 270 juta ke bursa kripto Blockchain.com.

Russel Crumpler dan Chrisopher Farmer, dua direktur senior di Teneo, perusahaan yang ditugaskan mengawal proses likuidasi 3AC, menyatakan tidak bisa menghubungi Zhu dan Davies.

Mereka mengaku melakukan panggilan video melalui Zoom dengan "orang yang mengaku bernama 'Su Zhu' dan 'Kyle'", tetapi "kedua orang tersebut mematikan video dan selalu berada dalam mode mute" meski ada pertanyaan yang diajukan langsung kepada mereka.

Dalam panggilan Zoom, kedua pendiri 3AC berkomunikasi melalui wakil mereka, firma hukum yang berbasis di Singapura. Farmer juga mengaku telah berusaha menyambangi kantor 3AC di Singapura. Namun, pintu kantor 3AC terkunci dengan setumpuk surat belum dibuka di celah bawahnya.

Crumpler dan Farmer mengklaim ada risiko besar keduanya berusaha memindahkan dana milik perusahaan. "Risiko makin tinggi karena sebagian besar dari aset debitur terdiri dari dana tunai dan aset digital, seperti aset kripto dan NFT, yang sangat mudah dipindahkan," tulis mereka dalam dokumen pengadilan.(sumber:cnbcindonesia.com)

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami