Vaksinasi dan Kontrol Populasi, Jurus Atasi Tingginya Kasus Rabies di Jembrana
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, JEMBRANA.
Penanganan khusus dibutuhkan untuk mengatasi tingginya kasus rabies di Jembrana. Selain melakukan vaksinasi di wilayah yang terjangkit, kontrol populasi juga merupakan salah satu solusi untuk mengurangi penyebaran rabies di Jembrana yang telah masuk ke dalam zona merah.
Kontrol populasi anjing dilakukan melalui dua cara, yaitu sterilisasi pada anjing peliharaan terutama pada anjing jantan melalui kastrasi dan pada anjing betina melalui operasi ovariohisterektomi.
"Diharapkan dengan cara ini dapat mengurangi populasi anjing dan mencegah penyebaran rabies," kata I Wayan Widarsa, Kepala Bidang Keswan dan Kesmavet Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana pada Kamis (2/3).
Kontrol populasi anjing juga mencegah perkembangbiakan anjing liar yang berpotensi tinggi terjangkit penyakit rabies dan penyakit menular lainnya pada anjing.
Kontrol populasi ini penting karena anjing umumnya dapat berkembang biak tiga kali dalam setahun dengan jumlah anak yang dapat mencapai lima ekor setiap kali beranak. Jika tidak dikontrol, maka populasi anjing akan semakin bertambah karena tidak semua anjing tersebut dirawat oleh pemiliknya.
Kontrol populasi anjing dilakukan di Desa Pekutatan, Kecamatan Pekutatan dengan kerjasama antara Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, Yayasan Seva Bhuana yang didukung oleh lost lindenberg.
"Selain melakukan kontrol populasi, kami juga melakukan vaksinasi rabies pada anjing yang belum divaksin," jelas Widarsa.
Widarsa menambahkan bahwa dalam kontrol populasi anjing di wilayah Pekutatan tersebut, terdapat 30 ekor anjing dan kucing yang disterilisasi. Kastrasi anjing jantan dilakukan pada enam ekor, ovariohisterektomi pada 21 ekor anjing betina, kastrasi pada dua ekor kucing jantan, dan hanya satu ekor kucing betina yang menjalani operasi ovariohisterektomi.
"Sebanyak 19 ekor anjing juga divaksinasi di wilayah tersebut," tambahnya.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/jbr