search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
PHDI Denpasar Usul Pengelolaan Sampah Hingga Biopori di Pura
Selasa, 21 Desember 2021, 10:30 WITA Follow
image

beritabali/ist/PHDI Denpasar Usul Pengelolaan Sampah Hingga Biopori di Pura.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Pengurus PHDI Kota Denpasar bersama Wakil Wali Kota Kota Denpasar, Kadek Agus Arya Wibawa bertemu perdana pada Senin (20/12) di Kantor Wali Kota Denpasar. 

Pertemuan itu membahas sejumlah isu strategis dalam mewujudkan kesejahteraan umat sesuai visi PHDI, diantaranya pengelolaan sampah hasil dari persembahyangan maupun upacara agama.

Ketua PHDI Kota Denpasar, Nyoman Kenak didampingi Sekretaris Made Arka, menyampaikan agar ada upaya konkret terkait pengelolaan sampah, khususnya di pura. 

"Ada yang bilang Hindu menyumbang banyak sampah, itu sebetulnya tidak sepenuhnya benar. Kami mohon dukungan dari pemerintah, selama ini kami sudah sosialisasi kepada masyarakat," tuturnya. 

Sejalan dengan hal itu, pihaknya telah menginisiatifkan pembuatan biopori di pura-pura di Denpasar, yang difungsikan tempat pembuangan sampah organik, sekaligus serapan air hujan. 

Sementara ini, belum banyak pura yang memiliki biopori, salah satunya Pura Agung Jagatnatha. Sementara Made Arka menambahkan agar di pura disediakan area teba yang merupakan tempat pengelolaan sampah. 

Terkait keluh kesah para pengurus PHDI Denpasar, Wawali langsung merespon dengan menginstruksikan jajaran untuk mengagendakan rapat bersama. Namun yang pasti, dia memiliki semangat yang sama dalam menciptakan lingkungan bersih. 

"Inggih, dalam satu dua hari ini akan kami agendakan rapat khusus membahas ini," ungkapnya. 

Dia sepakat bahwa pengelolaan sampah upacara harus diatur dengan serius. Salah satu hal yang ingin dia lakukan adalah menambah tempat sampah di pura-pura, serta mempercepat pengambilan sampah. Tumpukan sampah umumnya terjadi pada hari-hari besar keagamaan. 

Hal lainnya, pertemuan itu juga membahas berita viral yang melibatkan sulinggih, serta simbol-simbol Hindu dan Adat Bali yang tak sesuai peruntukan, serta fenomena krama adat yang ngamen. 

Reporter: bbn/dps



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami