search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Usaha Kripik Singkong di Kaliakah Tetap Bertahan Hingga 30 Tahun
Senin, 4 Oktober 2021, 22:05 WITA Follow
image

beritabali/ist/Usaha Kripik Singkong di Kaliakah Eksis Bertahan 30 Tahun.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Maria (55) pengusaha di Banjar Banyubiru Desa Kaliakah tetap mempertahankan panganan kripik singkong sejak 30 tahun lalu, tepat dari tahun 1993 lalu. 

Ia membuat bahan olahan singkong dan keladi dari hasil kebun di Desa Kaliakah dengan mengadalkan 10 karyawan yang banyak dari keluarga dan tetangga. Pengusaha kripik singkong dan keladi ini menjelaskan, bahan yang diambil dari pemilik kebun di desa sendiri sampai 1 ton ditambah bahan yang dibeli dari Jawa biasanya sebanyak 2,5 ton. Hal ini karena hasil kebun dari masyarakat tidak terlalu banyak seperti di  pulau Jawa.

"Olahan singkong dan keladi diiris tipis-tipis dijadikan kripik dengan Kripik Singkong Maria dengan sajian berbentuk ukuran 3 kg dengan harga Rp50 ribu untuk singkong dan yang keladi dengan ukuran yang sama seharga Rp65 ribu. Dengan berbagai citra rasa gurih dan manis," jelasnya.

Maria juga menceritakan, cara produksi singkong 2 kwintal per hari yakni dengan menggunakan minyak goreng 20 kg untuk 1 hari. Untuk keladi dibutuhkan bahan 1,5 kwintal dengan kebutuhan minyak goreng 7 kg, akan tetapi banyak menggunakan gula merah per kwintal sebanyak 15 kg.

"Bagian pemasaran adalah sang suami Muchlasin (57) dipasarkan ke pasar seputaran Jembrana dan Denpasar serta Singaraja. Ini dijual dalam bentuk 1 bal dengan harga kripik singkong Rp45 ribu, kripik keladi Rp65 ribu ini dijual dalam harga grosir," ungkapnya. 

Ia juga mengatakan, anak pertama laki-laki juga ikut di bagian pemasaran kripik singkong dan kripik keladi. Bahkan, kegiatan ini bisa memenuhi kebutuhan hidup. Selama pandemi sedikit mengalami kendala di bagian pemasaran karena daya beli masyarakat.

"Tapi bersyukur dengan adanya mulai level 3 dan anak-anak sekolah masuk hal ini menjadi angin segar bagi usaha yang dijalankan," katanya.

Dengan sistem pembuatan Kripik yang manual dengan kompor tungku hasil ini tentu lebih dirasakan nikmat.

"Dan harapan ini perlu sentuhan pihak pemerintah dalam sistem pemasaran sehingga hasil lebih memuaskan lagi. Karena terkadang sulit ketika harga minyak goreng saat melonjak. Usaha yang ditekuni walau tradisional tapi memiliki izin usaha. Tapi sebagai pengusaha kecil jangan punya jiwa kecil, berani berusaha tentu akan ada hasil," ucapnya.

Reporter: bbn/jbr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami