Australia Geger Kapsul Radioaktif Hilang, Picu Peringatan Radiasi
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Australia geger karena satu kapsul radioaktif hilang, memicu peringatan radiasi di sejumlah kawasan di Negeri Kanguru. Diberitakan Reuters, kapsul radioaktif kecil itu hilang di sepanjang jalan raya gurun Australia sejak Jumat (27/1).
Karena pencarian masih buntu, Australia mengerahkan personel tambahan dan peralatan deteksi khusus untuk mencari kapsul radioaktif kecil pada Selasa (31/1).
Badan keselamatan nuklir negara itu sampai turut diterjunkan. Mereka melakukan pencarian di sekitar lokasi tempat kapsul itu diduga jatuh.
Kapsul radioaktif diduga jatuh dari sebuah road train, semacam truk trailer panjang, yang melakukan perjalanan sejauh 1.400 kilometer dari tambang Rio Gudai-Darri di wilayah Kimberley, Australia Barat.
Departemen Pemadam Kebakaran dan Layanan Darurat menyatakan pencarian kapsul bakal memakan waktu lima hari untuk menelusuri kembali rute kendaraan. Hingga Selasa, baru 600 kilometer jalan yang sudah ditelusuri.
"Pengiriman pasukan tambahan hari ini akan meningkatkan upaya pencarian kami dan melengkapi peralatan yang telah kami gunakan sejak pencarian dimulai Kamis lalu," kata pengawas dari departemen pemadam, Darryl Ray.
"Peralatan tersebut dapat mendeteksi radiasi yang dipancarkan oleh kapsul yang hilang dan saat ini alat tersebut digunakan di sekitar wilayah metropolitan dan pinggiran Kota Perth."
Kapsul perak berdiameter 6 mm dan sepanjang 8 mm ini mengandung Caesium-137 yang memancarkan radiasi setara dengan 10 sinar X per jam.
Benda itu merupakan bagian dari alat untuk mengukur kepadatan umpan bijih besi yang hendak dipindahkan oleh kontraktor spesialis.
Pihak berwenang menduga getaran dari road train menyebabkan sekrup dan baut dari alat pengukur lepas hingga membuat kapsul jatuh.
Otoritas Australia sampai-sampai memperingati warga untuk menjauh setidaknya lima meter jika melihat kapsul tersebut. Jika terpapar, seseorang akan menderita luka bakar radiasi atau penyakit akibat radiasi lainnya.
Kendati demikian, mengemudi di sekitar kapsul itu masih memiliki risiko yang relatif lebih rendah ketimbang terkena langsung.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net