Cina Kirim Kapal Patroli Teranyar Haixun 03 ke Laut Cina Selatan
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Cina mengirimkan kapal patroli maritim terbaru Haixun 03 ke Kepulauan Paracel yang disengketakan di perairan Laut Cina Selatan. Langkah ini dilakukan Beijing untuk memperkuat klaim atas perairan tersebut.
Menurut laporan media pemerintah Cina, seperti dilansir SCMP, Haixun 03 telah tiba di Pulau Woody dan akan berpatroli di perairan hingga awal Juli mendatang.
Haixun 03 dioperasikan oleh Hainan Maritime Safety Administration (MSA) dan ditugaskan untuk memeriksa rute navigasi, peralatan telekomunikasi dan mercusuar, suar, pelampung, dan fasilitas navigasi lainnya.
Awak kapal ini juga akan ditugaskan untuk memeriksa respons radio dan sistem identifikasi otomatis kapal di daerah tersebut, serta menindak operasi kapal ilegal dan pencemaran laut.
"Para pejabat juga akan melakukan survei di pulau-pulau yang relevan, bersama dengan personel yang berbasis di sana," demikian laporan media Cina.
Laporan itu berlanjut, "Mereka akan memeriksa perihal keselamatan maritim, penyelamatan darurat, tempat perlindungan badai, kondisi navigasi, mengumpulkan informasi ekstensif di dalam dan sekitar pulau, untuk meletakkan dasar yang kuat bagi transportasi yang aman di Laut Cina Selatan."
Ini adalah misi pertama Haixun 03, kapal patroli laut terbesar Cina, yang diluncurkan pada 2021 dan mulai beroperasi tahun lalu.
Kapal sepanjang 128,6 meter (42 kaki), lebar 16 meter ini memiliki kecepatan desain 20 knot dan jangkauan sekitar 10.000 mil laut. Haixun 03 juga bisa berpatroli selama 60 hari tanpa pasokan ulang.
Kapal tersebut memiliki pusat data maritim yang dilengkapi dengan sistem pemantauan terintegrasi canggih dan dapat membawa banyak helikopter.
Armada patroli MSA yang berfokus pada keselamatan maritim, bekerja secara paralel dengan paramiliter Cina Cost Guard.
Beijing juga dianggap lebih suka menggunakan unit "non-militer" seperti MSA dan penjaga pantai. Sementara untuk menangani Angkatan Laut Amerika Serikat, Beijing menempatkan Tentara Pembebasan Rakyat.
Meski bukan termasuk kapal militer, namun kapal-kapal yang dioperasikan MSA dan penjaga pantai diklaim lebih dari mampu untuk menghadapi kapal-kapal perang negara di Asia Tenggara yang juga terlibat klaim tumpang tindih dengan Cina di Laut Cina Selatan.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net