search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Geger Temuan Zat Pemicu Kanker di Situs Nuklir Bawah Tanah AS
Kamis, 10 Agustus 2023, 00:45 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Geger Temuan Zat Pemicu Kanker di Situs Nuklir Bawah Tanah AS

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Angkatan Udara Amerika Serikat mendeteksi kemungkinan paparan karsinogen pemicu kanker, di pusat kendali peluncuran rudal nuklir bawah tanah di Montana.

Komando Serangan Global Angkatan Udara AS menyebut penemuan ini adalah yang pertama, setelah dilakukan pengambilan sampel di pangkalan rudal tersebut.

Dilansir Al Jazeera, dari dua sampel yang diambil di dua fasilitas peluncuran di Pangkalan AU Malmstrom di Montana, ditemukan tingkat PCB (Polychlorinated Biphenyl) lebih tinggi dari ambang batas yang direkomendasikan oleh Badan Perlindungan Lingkungan (EPA).

PCB merupakan zat berminyak atau lilin, yang diidentifikasi oleh EPA sebagai kemungkinan karsinogen pemicu kanker.

Januari lalu, laporan mengungkap setidaknya sembilan staf peluncur rudal yang masih maupun sudah tidak aktif bekerja di Malmstrom, didiagnosis dengan kanker darah langka. Namun diperkirakan ada ratusan lebih kanker yang dikeluhkan oleh para pekerja di situs nuklir tersebut.

Sebab menurut laporan Torchlight Initiative, setidaknya 268 tentara yang bertugas di lokasi rudal nuklir maupun anggota keluarga mereka yang masih hidup, telah melaporkan diri terdiagnosis kanker, penyakit terkait darah, atau penyakit lain selama beberapa dekade terakhir.

Setidaknya 217 kasus yang dilaporkan adalah kanker, dan setidaknya 33 di antaranya adalah limfoma non-Hodgkin.

Menanggapi temuan ini, komandan komando Jenderal Thomas Bussiere, telah mengarahkan langkah-langkah untuk segera "memulai proses pembersihan" di fasilitas yang terkena dampak, demi mengurangi paparan yang berpotensi berbahaya.

Di situs peluncur rudal nuklir Montana, para perwira militer laki-laki dan perempuan bertanggung jawab untuk memantau dan, jika perlu, meluncurkan senjata nuklir.

Dua "petugas peluncur" terkadang menghabiskan waktu berhari-hari untuk berjaga-jaga di bunker bawah tanah dan bersiap menembakkan rudal balistik antarbenua Minuteman III jika diperintahkan oleh presiden.

Silo Minuteman III dan pusat kendali nuklir bawah tanah dibangun lebih dari 60 tahun yang lalu. Sebagian besar peralatan elektronik dan infrastruktur sudah berumur puluhan tahun.

Perwira militer yang bertugas di situs itu selama bertahun-tahun lalu telah menyampaikan masalah kesehatan yang diakibatkan rusaknya ventilasi, kualitas air, dan potensi racun yang tak dapat dihindari. Terlebih mereka harus menghabiskan waktu 24 hingga 48 jam bekerja di bawah tanah.(sumber: cnnindonesia.com)


 

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami