Kondom Perempuan Lebih Pacu Kenikmatan Seksual?
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
“Dok, aku dan istri baru saja menikah dan niatnya mau menunda bikin anak dulu, karena ada rencana mau studi S2 di luar negeri. Saya mau tanya tentang kondom yang dipakai pada perempuan. Bisa dijelaskan dok?
Soalnya aku alergi dengan kondom berbahan lateks dan istriku tidak mau menggunakan pil KB atau suntik KB. Mohon dijelaskan, Dok. Terimakasih”. (Agung,25)
Jawab: Bukan pertama kalinya ada yang bertanya serupa. Cukup banyak laki-laki dan perempuan yang menanyakan tentang kondom perempuan. Mari kita bahas kembali. Kondom perempuan sebutannya adalah femidom. Ada juga yang menyebutnya femindom.
Fungsinya sama dengan kondom pada laki-laki, tetapi tentu bentuknya berbeda. Disesuaikan dengan bentuk anatomi organ kelamin perempuan karena memang mesti dipasangkan di dalam vagina. Femidom memiliki fungsi ganda, yaitu mencegah kehamilan dan memproteksi dari penularan infeksi menular seksual (IMS) termasuk HIV AIDS.
Ukuran femidom lebih besar dibandingkan dengan kondom. Femidom berbentuk silinder dengan panjang sekitar 17 cm dan diameter sekitar 7 cm. Pada ujungnya terdapat cincin yang berguna untuk menghalangi cairan sperma masuk ke dalam rahim.
Femidom ada yang berbahan lateks, tetapi yang beredar lebih banyak berbahan polyurethane. Femidom bukan hal baru. Femidom sudah pernah digunakan secara luas juga sebagai salah satu pilihan alat kontrasepsi yang ada.
Tetapi karena sempat dianggap kurang praktis dibandingkan pilihan yang lain pada perempuan seperti pil KB, susuk KB, suntik KB dan spiral, akhirnya tidak diproduksi dalam jumlah besar lagi.
Tetapi memang beberapa tahun belakangan, dalam konteks pencegahan HIV AIDS, femidom kembali diproduksi dan seolah menjadi sebuah hal yang baru, sempat disosialisasikan cukup gencar, sekalian juga dipromosikan dan didistribusikan sebagai pilihan alat kontrasepsi kembali.
Serupa dengan kondom, femidom juga berfungsi untuk mencegah IMS, termasuk HIV AIDS, karena fungsinya mencegah kontak cairan kelamin dan darah saat berhubungan seksual. Selama ini salah satu kendala dari kampanye HIV AIDS adalah tidak optimalnya pencegahan karena masih lemah dan timpangnya pengambilan keputusan dalam penggunaan kondom.
Sebagian laki-laki masih enggan untuk menggunakan kondom dengan berbagai alasan. Ini tentu sangat menghambat upaya pencegahan atau penekanan laju pertambahan kasus HIV AIDS. Karena itu sudah selayaknya femidom disosialisasikan lagi sebagai salah satu pilihan lain.
Penggunaan femidom juga untuk “memindahkan” keputusan penggunaan kondom kepada perempuan, di saat laki-laki masih banyak yang malas menggunakan kondom.
Ada persepsi dan pertanyaan juga sering muncul seperti ini: Bukannya femidom itu kurang praktis? Bahkan dulu sebagian perempuan juga bilang takut kalau femidom nya “tertelan” ke dalam vagina. Lalu keunggulannya di mana?
Berbagai alat bantu yang digunakan pada tubuh kita tentunya memiliki teknik sendiri dalam penggunaannya. Apa pun itu pasti ada baik buruknya. Termasuk kenyamanan dalam pemakaian dan penggunaan. Tetapi femidom sudah dirancang sangat elastis dan mampu mengikuti kontur dari vagina, sehingga bila sudah terbiasa memakai maka perempuan tidak akan kesulitan lagi.
Dan femidom telah dirancang dengan 2 cincin di kedua ujungnya, sehingga aman digunakan. Sebagian kalangan yang masih ragu-ragu sering menganggap pemakaian femidom memang lebih rumit dibandingkan dengan kondom laki-laki. Untuk pemakaiannya, salah satu cincin bagian dalam dimasukkan ke dalam vagina dan ditempelkan ke mulut rahim, sementara sisi lainnya menahan posisi kondom di mulut vagina.
Keberadaannya yang masih jarang dan juga harganya yang lebih mahal dibandingkan kondom laki-laki juga membuat femidom menjadi tidak terlalu dilirik. Tetapi seharusnya itu semua bisa diatasi, karena bila sudah terbiasa, maka semuanya bukan masalah lagi.
Dan ada nilai plusnya, berbeda dengan kondom pria yang disebutkan katanya bisa mengurangi kenikmatan seksual, femidom justru bisa meningkatkan kenikmatan seksual kedua pasangan pada saat melakukan hubungan seksual, karena ada busa tipis di cincin dalam yang bisa menimbulkan sensasi seksual yang berbeda.
Kelebihan femidom lainnya adalah dapat dipasang selama lebih dari 8 jam sebelum melakukan hubungan seks. Dengan demikian sejak fase foreplay hingga penetrasi tak akan terjadi interupsi ‘memasang kondom’ yang akan membuat hubungan seksual sedikit terganggu. dr. Oka Negara, MBiomed, FIAS
Reporter: bbn/oka