Pandemi, Permintaan Tata Rias Pengantin Bali Turun 80 Persen
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Saat Pandemi Covid-19 merebak, pelaku usaha tata rias pengantin Bali mengaku mengalami penurunan permintaan hingga mencapai 80 persen.
Hal tersebut disebabkan karena sebagian orang lebih memilih datang langsung ke salon dibandingkan didatangi di lokasi upacara. Demikian disampaikan, Ketua DPD Harpi MELATI (Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia) Bali-9 PDC-, Ni Wayan Sumerti Pande, Sabtu,(30/10) di Denpasar.
Sebelum Pandemi, ia menyebut dalam sehari mampu merias pengantin kurang lebih pada delapan tempat. Namun sejak Pandemi, permintaan menurun drastis.
"Kalau dulu bisa sampai 8 tempat dalam 1 hari merias, tetapi semenjak Pandemi orang tidak mau didatangi, maunya langsung ke salon saja cukup pakai sanggul dan pakai bunga 1 sudah cukup," katanya.
"Kalau sekarang sudah mulai melayani 2 sampai 3 tempat dibandingkan pada saat Covid bisa tidak jalan sama sekali. Jika dilihat rata-rata habis Buda Kliwon sehabis Hari Raya Galungan mulai sudah hari-hari baik untuk hajatan," sebutnya.
Sumerti menambahkan terkait harga tata rias pengantin Bali berbeda-beda. Sejak Pandemi akhirnya sebagian pelaku usaha tata rias pengantin mematok standar harga dari Rp2 juta hingga Rp3 juta per sekali merias para pasangan pengantin. Sebelum Pandemi, harga sekali merias pengantin mencapai Rp7 juta.
Editor: Robby
Reporter: bbn/aga