Akun
guest@beritabali.com
Beritabali ID: —
Langganan
Beritabali Premium Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Petani Candikuning Diminta Manfaatkan Kotoran Kelinci Jadi Pupuk Organik
BERITABALI.COM, TABANAN.
Petani yang juga merupakan peternak kelinci di Desa Candikuning, Tabanan diminta untuk memaksimalkan pemanfaatan kotoran kelinci menjadi pupuk organik, baik dalam bentuk pupuk organik padat (POP) atau pupuk organic cair (POC).
Upaya pemanfaatan kotoran kelinci ini dapat menjadi langkah dalam meminimalisasi pencemaran dan memenuhi kebutuhan pupuk petani.
Baca juga:
Limbah Ternak Diolah Jadi Pupuk Organik Cair
Permintaan tersebut disampaikan tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Pengembangan Pupuk Organik Berbasis Kotoran Kelinci, Fakultas Pertanian Universitas Warmadewa (FP-Unwar) serangkaian implementasi Hibah Kemendikbud Ristek Kegiatan Kemandirian Masyarakat (KKM) yang dilaksanakan Pada Kelompok Tani Ternak di Desa Candikuning.
Anggota tim tersebut yaitu Ir.Anak Agung Ngurah Mayun Wirajaya, MM, selaku ketua, dengan anggota Ir. Made Sri Yuliartini, M.Si dan Dr. Ir. I Gusti Agus Maha Putra Sanjaya.
“Alternatif pemenuhan kebutuhan pupuk organik dari limbah kelinci sangat terbuka lebar. Tercatat jumlah kelinci di Desa Candikuning 1.164 ekor. Walaupun keberadaan kelinci dan kotorannya cukup tersedia, namun masih kurang mendapat perhatian dari petani untuk memanfaatkannya sebagai sumber pupuk organik,” kata Agung Ngurah Mayun saat melakukan sosialisasi di Desa Cadikuning pada Rabu (21/12).
Agung Ngurah Mayun menyebutkan bahwa pupuk organik cair yang berasal dari urin kelinci mempunyai kandungan unsur hara yang cukup tinggi yaitu N 4%, P2O5 2,8%, dan K2O 1,2%. POC kelinci relatif lebih tinggi daripada kandungan unsur hara pada sapi (N 1,21%, P2O5 0,65%, dan K2O 1,6%) dan kambing (N 1,47%, P2O5 0,05%, dan K2O 1,96%).
Sedangkan satu ekor kelinci yang berusia dua bulan lebih, atau yang beratnya sudah mencapai 1 kg akan menghasilkan 28,0 g kotoran lunak per hari dan mengandung 3 g protein serta 0,35 g nitrogen. Jadi pemakaian pupuk organik perlu ditingkatkan dan mendapat prioritas tidak hanya untuk meningkatkan kesuburan tanah, tetapi juga untuk membantu menciptakan agroekosistem yang berkesinambungan dan aman bagi kesehatan manusia.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/mul
Berita Terpopuler
Pelajar Tabanan Raih Prestasi Nasional FLS2N 2025, Bupati Sanjaya Bangga
Dibaca: 4477 Kali
Turis Somalia Ngamuk Tuduh Sopir Curi HP, Ternyata Terselip di Jok Mobil
Dibaca: 3908 Kali
Gudang BRI Ubud Ambruk Akibat Longsor
Dibaca: 3799 Kali
Anggota BNNK Buleleng Terciduk Konsumsi Sabu
Dibaca: 3545 Kali
ABOUT BALI
Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu
Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama
Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda
Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem