search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Wanita Inggris Ramai Jadi PSK Demi Kebutuhan Pokok
Kamis, 25 Agustus 2022, 11:24 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/Wanita Inggris Ramai Jadi PSK Demi Kebutuhan Pokok

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Masalah biaya hidup tak hanya jadi pekerjaan rumah negara berkembang. Ini juga terjadi di negara maju. Inggris misalnya, krisis biaya hidup yang terjadi akibat inflasi yang melambung tinggi, mendorong lebih banyak perempuan menjadi pekerja seks komersial (PSK).

Data terbaru English Collective of Prostitution, menunjukkan ada tambahan 1/3 wanita menjadi pekerja prostitusi sejak awal Juni lalu.

"Krisis biaya hidup sekarang mendorong wanita menjadi pekerja seks dengan berbagai cara. Apakah itu di jalan, di tempat atau online," kata Juru Bicara Niki Adams, dimuat Sky News, dikutip Rabu (23/8/2022).

"Secara keseluruhan apa yang kami lihat adalah orang-orang datang ke pekerjaan itu dari tempat yang putus asa."

Ia pun memberikan contoh nyatanya. Menurutnya seorang ibu dengan empat anak, kini menjadi PSK pasca kehilangan uang dan tak masuk salah satu penerima bantuan tunai di Inggris, Universal Credit.

"Dia mulai melakukannya beberapa malam dalam seminggu di jalanan... Ini cukup untuk membayar setiap tagihan," kata Adams.

"Dia tidak memiliki kapasitas untuk bekerja secara indoor (hal yang legal di Inggris), meskipun itu akan jauh lebih aman dan dia lebih menyukainya," tegasnya lagi.

Hal ini kemudian menimbulkan masalah baru. Disebutkan bahwa banyak perempuan pekerja seks pada akhirnya tak mampu melindungi diri dari kekerasan dan eksploitasi.

"Dan itu juga berarti kondisi kerja seks memburuk ke titik di mana mereka membahayakan nyawa perempuan," tambah Adams.

Inggris sendiri mencatat inflasi yang mencapai 10% di Juli , tertinggi dalam 40 tahun. Harga energi dan makanan di kerajaan itu menyulitkan warga.

Pendapatan tak cukup mengejar inflasi. Hingga akhir tahun, bank sentral Inggris (BoE) bahkan memprediksi inflasi mencapai 13% dan resesi.

Dalam laporan terbaru raksasa perbankan AS Citi, mengutip CNBC International, inflasi harga konsumen di Inggris pun bahkan bisa mencapai 18%. Ini akan terjadi Januari 2023 dan menekan pertumbuhan ekonomi yang memang kini sedang tertekan.

Sementara itu, fakta sama soal banyaknya perempuan yang menjadi pekerja seks di kerajaan juga dikatakan Beyond the Streets, Nikki McNeill. Ini adalah sebuah badan amal yang berbasis di Southampton dan London yang membantu orang menemukan jalan keluar dari industri seks di seluruh Inggris.

Dia mengatakan, dia dan rekan-rekannya, juga melihat peningkatan jumlah pekerja seks belakangan ini. Rata-rata beralasan "seks untuk bertahan hidup".

"Kami menyebutnya demikian karena itu satu-satunya pilihan yang dapat dibuat para wanita ini untuk bertahan hidup. Itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar, memiliki cukup uang untuk makan dan sewa," katanya.

Inggris sendiri adalah negara bagian dari G7. Isinya adalah negara-negara maju seperti Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Amerika Serikat (AS).(sumber: cnbcindonesia.com)

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami