The next-generation blog, news, and magazine theme for you to start sharing your stories today!
Save on Premium Membership
Get the insights report trusted by experts around the globe. Become a Member Today!
View pricing plansNew York, USA (HQ)
750 Sing Sing Rd, Horseheads, NY, 14845Call: 469-537-2410 (Toll-free)
hello@blogzine.comPedagang Tinggalkan Pasar Ikan Tradisional Anturan
Anturan
BERITABALI.COM, BULELENG.
Belum genap dua pekan para pedagang ikan menempati Pasar Ikan Tradisional di Anturan, terlihat pedagang sudah mulai kembali ke tempat berjualan sebelumnya di pinggir jalan, depan Puskesmas Anturan, seperti terlihat Sabtu (12/1) di sepanjang jalan di Desa Anturan.
Walaupun pasar ikan tradisional di lokasi yang baru tempatnya secara permanen, akan tetapi para pedagang tampaknya enggan berjualan di tempat baru itu. Buktinya, pedagang ikan itu kembali berjualan di tempat semula, yakni di pinggir jalan depan Puskesmas, Desa Anturan.
Salah seorang pedagang ikan di pinggir jalan Singaraja-Seririt, Luh Sukreni mengaku di tempat yang baru tidak dapat berjualan. Pasalnya, masih ada pedagang ikan di luar lokasi pasar ikan tradisional Anturan, berjualan di pinggir jalan, seperti di kawasan Celukbuluh dan Yeh Kapal, Tukadmungga.
“Karena lokasinya agak jauh dari jalan raya, para pembeli enggan ke lokasi yang baru dengan kondisi jalannya cukup terjal, bahkan ada seorang pembeli terjungkal dengan sepedamotor yang dibawanya. Selain itu, ada pengemudi mobil juga nyaris jatuh ke sungai,“ ungkap Luh Sukreni.
Seperti diketahui, pembangunan pasar ikan tradisional di desa Anturan yang cukup permanen memanfaatkan dana pembangunan melalui APBD Buleleng dalam dua tahun anggaran 2006 dan 2007 yang seluruhnya mencapai 151 juta rupiah lebih.
Sementara, jumlah pedagang ikan yang terdaftar 23 orang, tetapi pada musim tertentu bisa mencapai 45 orang. Sedangkan pengelolaan pasar ikan tradisional itu sepenuhnya diserahkan kepada Desa Pakraman Anturan.
Namun, karena kondisinya demikian, pedagang terpaksa kembali berjualan di lokasi yang lama. Sebelumnya, pedagang ikan di Anturan selama ini berjualan di pinggir jalan raya Singaraja-Seririt, sehingga sering terjadi gangguan jalur lalu-lintas. Selain itu, para pedagang ikan di pinggir jalan ini membuat pemandangan yang kurang baik, di samping bau amis ikan karena Desa Anturan termasuk kawasan wisata Lovina. (sas)
Reporter: bbn/ctg
Berita Terpopuler
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
