search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Petani Pengotan Budidayakan Padi Gogo
Minggu, 19 Oktober 2008, 16:07 WITA Follow
image

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BANGLI.

Sejumlah warga Desa Pengotan, Bangli sejak beberapa tahun lalu memang tetap konsisten dalam mengembangkan padi gogo. Sebab selain memiliki lahan yang ideal untuk pengembangan komoditas pertanian ini, pengembangan jeruk yang sebelumnya juga dilakukan warga kini mulai berkurang setelah serangan hama dan penyakit.

”Dulu kami memang sempat menanam jeruk, namun hanya bisa bertahan beberapa tahun saja. Kini kami kembali mengembangkan padi gogo,” ungkap I Nengah Pariana salah seorang warga ketika ditemui Beritabali.com di Pengotan, Bangli, Minggu (19/10).



Menurut Pariana, membudidayakan padi gogo relatif gampang dibandingkan dengan jenis lainnya. Masalah yang sering dihadapi oleh warga hanyalah masalah hujan. Sebab perkembangan padi gogo tergantung pada curah hujan khususnya ketika penanaman bibit dilakukan.

”Jika curah hujan bagus, kami sama sekali tidak mengalami kendala,” tegasnya seraya menambahkan, Desa Pengotan yang selama ini dikenal sebagai kawasan bayang-bayang hujan memang sangat membantu petani untuk mengembangkan padi gogo.



Terkait dengan penyediaan bibit, Pariana mengaku tidak menemukan kendala, umumnya warga telah mempersiapkan bibit pasca panen tahun sebelumnya. ”Petani memang telah mempersiapkan bibit pada awal panen sebelumnya. Jadi kami tidak perlu pusing memikirkan bibit,“ tegas Pariana.

Kualitas beras gogo di Pengotan selama ini memang dikenal sangat baik. Selain bulirnya besar, jika dimasak juga sangat gurih yang bisa mengundang selera konsumen.” Sejak jaman dulu beras gogo kami cukup dikenal warga,” tegas Pariana.



Sebelumnya Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Perhutanan Bangli, Ir. I Ketut Sutrisna mengakui produksi padi gogo di Bangli mencapai rata-rata 800 ton tiap tahun. Hal inilah yang menyebabkan Bangli termasuk daerah yang bebas rawan pangan.

”Selain padi gogo, petani di Pengotan juga mengembangkan jagung, ketela serta tanaman pangan lainnya,“ tegas Ketut Sutrisna. (bgs)

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami