Akun
guest@beritabali.com
Beritabali ID: —
Langganan

Beritabali Premium Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Ogoh-Ogoh Dilarang di Jembrana
Negara
BERITABALI.COM, JEMBRANA.
ogoh-ogohBagai menjadi sebuah kebiasaan, setiap menjelang Hari Raya Nyepi, ogoh-ogoh selalu saja hadir untuk menyemarakkan malam "pengerupukan" (malam sehari menjelang Nyepi). Namun, untuk peringatan hari raya Nyepi tahun ini, masyarakat Jembrana tidak dapat lagi menikmati kehadiran ogoh-ogoh tersebut. Pasalnya, dari hasil rapat yang digelar, Kamis (19/2) diputuskan untuk meniadakan ogoh-ogoh tersebut.
Kepala Bagian Ekbangsosbud Jembrana, I Ketut Suartha ketika ditemui seusai rapat, Kamis (19/2) mengatakan inti dari keputusan rapat yang diikuti oleh Forum Komunikasi Antar Umat Beragama (FKUB), Kantor Departemen Agama Jembrana, Majelis Madya Desa Pakraman (MMDP) Jembrana dan Bagian Ekbangsosbud serta DPRD Jembrana adalah meniadakan ogoh-ogoh dalam perayaan Nyepi tahun 2009 ini.
"Inti keputusan rapat tersebut adalah meniadakan ogoh-ogoh yang didasari oleh keinginan untuk menciptakan suasana Jembrana yang kondusif dalam rangka menyambut Karya agung Panca Bali Krama dan Pemilu mendatang," ujarnya. Menurut Suartha, ada dua alasan yang mendasari keputusan tersebut yakni adanya Karya Agung Panca Bali Krama di Pura Besakih dan agenda nasional Pemilu Legislatif. "Panca Bali Krama sebagai dasar dharma agama sedangkan Pemilu sebagai dasar dharma negara," katanya.
Lanjut Suartha, untuk menyambut karya agung Panca Bali Krama seluruh umat Hindu harus melaksanakan *yasa kerti* (kewajiban,red) umat yakni pengendalian diri yang baik, sikap dan prilaku yang ikhlas yang dilandasi dengan kesucian pikiran, perkataan dan perbuatan. "Dengan adanya ogoh-ogoh tersebut, kita khawatir *yasa kerti* umat tidak bisa dilaksanakan dengan baik karena seringkali ogoh-ogoh tersebut menjadi pemicu lepasnya pengendalian diri umat," terangnya.
Di sisi lain, kata Suartha, menjelang Pemilu Legislatif mendatang, pihaknya juga mencoba menutup celah terjadinya bentrokan antar pendukung caleg maupun partai tertentu yang mencoba berkampanye dengan menggunakan media ogoh-ogoh tersebut. "Kita tidak ingin Pemilu yang kita gelar dinodai dengan bentrokan antar pendukung caleg yang berkampanye dengan ogoh-ogoh," tandasnya.
Untuk mensosialisasikan keputusan rapat ini, Suartha mengaku dalam waktu dekat pihaknya akan menurunkan tim yang turun ke kecamatan-kecamatan guna bertemu dengan bendesa desa pakraman dan kelian adat. "Kami akan segera sosialisasikan keputusan rapat ini dengan menurunkan tim ke masing-masing kecamatan dengan mengundang bendesa dan kelian adat," terangnya.
Ketika ditanya bagaimana jika terjadi pelanggaran terhadap keputusan rapat tersebut, Suartha mengatakan pihaknya tidak akan memberikan peluang sedikitpun. Namun jika memang nantinya terjadi pelanggaran, kata Suartha, pihaknya akan menyerahkan sepenuhnya kepada bendesa desa pakraman masing-masing. "Kita kembalikan kepada tanggung jawab desa pakraman," ujarnya.
Pihaknya juga tidak menyiapkan sanksi apapun bila terjadi pelanggaran terhadap keputusan rapat tersebut. "Baik dari kita maupun MMDP tidak akan menjatuhkan sanksi apapun. Hanya ada sanksi moral saja," tandasnya. Menurut Suartha, keputusan meniadakan ogoh-ogoh ini juga mendapatkan dukungan dari DPRD Jembrana yang juga turut hadir dalam rapat tersebut. "Anggota dewan juga mendukung keputusan rapat tersebut agar suasana Jembrana tetap kondusif," pungkasnya.
Reporter: bbn/ctg
Berita Terpopuler
Bajang Karangasem Tewas Tertabrak Truk di Depan Depo Pertamina Antiga
Dibaca: 3259 Kali
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
